Kamis, 24 Maret 2022
Minggu, 20 Maret 2022
(BAG 2) MEMBANGUN KARAKTER SOPAN SANTUN DENGAN PROGRAM "SALURKAN SAJA (SALAMAN SEDULUR DAN PEKAN BAHASA JAWA)" .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Strategi
Pemecahan Masalah
Strategi pemecahana masalah
menanamkan karakter sopan santun di MI Miftahul Karim kauman Mojosari Mojokerto
adalah dengan mengimplementasikan program SALURKAN SAJA ( Salaman Sedulur dan
Pekan Bahasa Jawa). Program SALURKAN SAJA difokuskan pada 2 kegiatan utama
yaitu salaman sedulur yang akan dipantau secara periodik dengan pembiasaan yang
berkesinambungan dan pengawasan yang terpadu kemudian dilengkapi dengan
pembiasaan pekan bahasa Jawa Krama yang dilaksanakan 2 pekan setiap bulan.
Untuk itu diperlukan kerjasama dan
koordinasi dari seluruh guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Adapun
implementasi 2 kegiatan utama di atas adalah:
1.
Salaman
Sedulur
Salaman mempunyai 2 arti. Bersalaman
berasal dari kata dasar salam. Bersalaman berarti kata kerja yang dapat
menyatakan tindakan, pengalaman , atau pengertian dinamis lainnya.[1]
Salaman juga bisa merupakan budaya berjabat tangan sebagai tanda penerimaan dan
pengakuan akan keberadaan seseorang serta sebagai tanda pengakuan akan
ketiadaan kesalahan diantara keduanya. Kata sedulur berasal dari bahasa jawa
yang berarti menganggap sebagai saudara baik itu berasal dari saudara kandung
maupun orang lain yang dianggap seperti saudara.[2]
Salaman sedulur berarti kegiatan berjabat tangan dengan saudaranya sendiri atau
orang lain yang dianggap seperti saudara sendiri. Kegiatan bersalaman di
sekolahan biasanya dilakukan oleh siswa kepada gurunya sebagi rasa ta’dhim dan
penghormatan mereka kepada guru. Dalam program Salaman Sedulur ini
dilakukan oleh siswa dengan siswa yang lainnya. Tahapannya adalah ketika mereka
baru datang di madrasah pada pagi hari sebelum apel selama 30 menit. Para guru
memberi contoh dengan datang lebih pagi jam 6.30 untuk mengawasi kegiatan ini
sekaligus mengingatkan anak yang kemungkinan lupa tidak bersalaman dengan
temannya yang lain. Dilanjutkan pemberian kesempatan kepada salah satu anak
yang sudah ditunjuk untuk menyapa temannya di depan teman temannya setelah
kepala madrasah atau guru memberikan pembinaan awal pada apel pagi. Demikian
juga ketika pulang setelah jamaah sholat dhuhur mereka dipandu dan dibimbing
para guru untuk bersalaman dengan guru dan teman-temannya.
2.
Pekan
Bahasa Jawa Krama
Bahasa Jawa adalah bahasa sehari-hari
yang digunakan oleh masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Masyarakat Jawa dituntut untuk menggunakan bahasa Jawa secara tepat sesuai
dengan kedudukan seseorang, status sosial, martabat dan umur. Tingkatan bahasa
Jawa dalam masyarakat Jawa digunakan sebagai unggah ungguh yang berarti sopan
santun.[3]
Penggunaan bahasa Jawa akan lebih mudah dilakukan oleh siswa apabila seluruh
warga madrasah mendukungnya. Salah satu pendukung siswa melakukan kegiatan
berbahasa Jawa adalah melalui pembiasaan baik itu melalui media pembelajaran
dalam KBM maupun melalui komunikasi dalam interaksi di Madrasah. Pembiasaan
akan bisa membentuk sikap, dan sikap siswa yang diarahkan secara
berkesinambungan akan membentuk karakter siswa. Dengan mempraktikkan secara
langsung penggunaan bahasa Jawa Krama tersebut maka perilaku sopan santun anak
akan terbentuk seiring dengan tertanamnya sifat unggah ungguh anak melalui
bahasa. Program penggunaan bahasa Jawa Krama ini dilakukan 2 pekan setiap
bulan, yaitu satu pekan di pekan pertama dan sepekan di pekan ke tiga setiap
bulannya. Pemantauan dan ketelatenan guru sangat dibutuhkan dalam program ini
untuk memberi contoh sekaligus mengajar kosa kata bahasa Jawa Krama kepada
peserta yang belum mengetahui atau belum bisa berkomunikasi dengan bahasa Jawa
Krama. Dengan waktu dua pekan setiap bulannya lebih memudahkan proses
pembiasaan penggunaan bahasa Jawa Krama.
B.
Alasan
Memilih Strategi
Alasan memilih strategi SALURKAN SAJA
di MI Miftahul karim kauman Mojosari Mojokerto adalah:
1.
Implementasi
program SALURKAN SAJA dapat digunakan metode yang sesuai dengan pengalaman
belajar siswa.
Untuk mendukung program SALURKAN SAJA
maka harus dicari metode yang tepat, agar pelaksanaan program ini berjalan
efesien, terukur dan dapat dinilai secara periodik dan tepat sasaran. Jika
sasarannya adalah siswa maka perlu dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan
kebiasaan dan kecenderungan siswa dalam berperilaku. Salah satu metode yang
paling tepat untuk model pembiasaan dalam berinteraksi antar warga madrasah
adalah kombinasi antara habituation method (metode pembiasaan) dan Roleplaying method atau metode bermain
peran. Metode ini sangat tepat untuk memberikan contoh langsung kepada anak
tentang bagaimana mereka berbicara dan berperilaku. Sebagaimana dalam surat Al
Ahzab ayat 21:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab:21)
Penulis menggunakan
gabungan antara metode pembiasaan dengan metode bermain peran karena ada
beberapa keunggulan antara lain:
a.
Belajar
kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada.
Sangat penting bagi orang tua yang mendambakan anak anak yang berperilaku
santun. Hatinya yang suci merupakan perhiasan yang sangat berharga. Bila ia
dilatih untuk berperilaku yang santun, maka akan memunculkan perilaku yang
santun pula, begitu juga sebaliknya.
b.
Kaitannya
dalam pendidikan karakter, metode pembiasaan mempunyai prinsip kebertahapan. Dalam berkomunikasi atau
memberikan pendidikan amaliyah kepada peserta didik dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesanggupan peserta
didik dari hal yang paling mudah dikerjakan sampai hal yang paling sulit
dikerjakan, dan yang paling penting adalah adanya prinsip kesinambungan dalam
menjalankannya.
c.
Pembiasaan
ini sangat besar dalam membentuk karakter sopan santun dalam jiwa dan raga
peserta didik. Apalagi ada istilah “bisa karena biasa”, walaupun berat
membentuk karakter baik seseorang, akan terasa mudah dan ringan apabila ada
proses pembiasaan yang dilakukan berulang kali sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan
anak yang mengucapkan salam serta bersalaman dengan temannya secara perlahan
akan menjadi perilaku yang teratur dan terarah yang pada akhirnya membentuk
karakter mereka.Studi juga menunjukkan bahwa kebiasaan akan menjadi permanen
minimal dilakukan selama 40 hari.[4]
Sedangkan keuntungan menggunakan metode roleplaying
antara lain:
a.
Siswa
memperoleh pengalaman dalam memahami orang lain. Model pembelajaran role play lebih
menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model ini lebih
memfokuskan pada proses negosiasi sosial dengan memberikan prioritas pada
peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dalam upaya
meningkatkan proses demokratis, didesain untuk mengajak peserta didik dalam
menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri
dan nilai-nilai yang menjadi sumber penyelidikan.
b.
Siswa memiliki kesempatan untuk
mempraktekkan kemampuan interpersonalnya. Siswa akan mengembangkan kemampuan
dirinya memahami dirinya sendiri dan orang lain. Pada tahap selanjutnya siswa
akan mampu memposisikan dirinya sesuai dengan kondisi dimana mereka berada.
Sikap yang muncul adalah menggunakan kemampuan interpersonalnya dalam
menghadapi orang lain.
c.
Siswa mempunyai kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri dalam pengambilan keputusan. Metode ini juga melatih
siswa untuk memahami suatu masalah untuk dicoba dipecahkan dengan berbekal pada
pengetahuan mereka. Setelah membiasakan diri dengan mengucapkan salam dan bersalaman dengan temannya serta didukung
dengan bahasa komunikasi yang baik yaitu bahasa Jawa Krama, apabila timbul
masalah diantara mereka , maka metode ini dapat membantu anak atau peserta
didik belajar memahami sekaligus mencari solusi terhadap masalah mereka.
Model penerapan metode pembiasaan
program SALURKAN SAJA bisa melalui beberapa teknik, antara lain:
a. Teknik
klasikal
Teknik ini digunakan sebagai cara untuk
menstandarkan kemampuan siswa dalam mempelajarai bahasa Jawa Krama yang belum
diketahui oleh anak. Kosa kata yang baru disusun secara bertahap untuk
memberikan pengetahuan tentang tingkatan bahasa Jawa Krama, sehingga mereka
memahami perbedaannya dengan bahasa Jawa Ngoko. Teknik ini sangat efektif untuk
menseragamkan sekaligus memberikan peraturan dalam melaksanakan program
madrasah. Disamping itu guru bisa memantau kemampuan bahasa Jawa Krama anak
secara tepat dan terukur.
b. Teknik
Individual
Teknik ini lebih mengarah kepada anak
atau peserta didik yang masih belum sepenuhnya melaksanakan program SALURKAN
SAJA. Berdasarkan pantauan guru, maka anak dipanggil untuk diberikan pengajaran
khusus sekaligus memberi jalan pecahan masalah jika anak mengalami kesulitan
dalam menerapkan pembiasaan Salam Sedulur dan Pekan Bahasa jawa Krama. Secara
intensif guru akan memberikan bimbingan agar kesulitan anak bisa terpecahkan.
c. Teknik Interaksi
Sosial
Penerapan Salam sedulur dan Pekan
Bahasa Jawa Krama dilaksanakan secara informal dalam berinteraksi di luar KBM.
Teknik ini lebih efektif karena peserta didik dan seluruh warga madrasah baik
guru, kepala madrasah, penjaga madrasah, tata Usaha maupun wali murid yang
berkunjung ke lembaga madrasah dikondisikan untuk menyapa dengan salam dan
bersalaman serta menggunakan bahasa Jawa Krama dalam berbicara dengan seluruh
warga madrasah.
Implementasi metode dan teknik di
atas diterapkan di MI Miftahul Karim secara bertahap sesuai dengan urutan
kegiatan yang sudah diatur bersama antara kepala madrasah, guru dan warga
madrasah dalam pengembangan kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak dan Bahasa
Jawa.
2.
Sistemisasi
Pelaksanaan Program
Suatu program akan dapat berjalan
dengan lancar jika antar komponen terintegrasi secara menyeluruh, tiap komponen
bergerak kearah satu yaitu tujuan yang hendak dicapai. Antar komponen merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan membentuk sistem yang saling
berkaitan. Untuk itulah program SALURKAN SAJA akan dapat tercapai bila didukung
oleh beberapa hal berikut ini:
a.
Steakholders Supporting
Artinya dukungan dari pemegang
kebijakan madrasah, baik itu Kepala Madrasah, Guru, Staf Tata Usaha, Penjaga
Madrasah bahkan Wali Murid serta warga madrasah. Dukungan itu bisa berupa
masukan positif, partisipasi aktif, atau penyediaan sarana dan pra sarana yang
dibutuhkan, seperti pengembangan kurikulum, PKB untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia
sebagai ujung tombak implementasi program ini.
b.
Pengorganisasian
berbagai Tahapan Program
Maksudnya adalah proses pemberian dan
pembagian tugas yang jelas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan kegiatan
secara terkoordinir kepada setiap warga madrasah untuk menerapkan rencana yang
sudah disusun sebelumnya. Dengan pengorganisasian, kepala madrasah mewujudkan
rencana menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas, penunjukan personel,
dan melengkapi mereka dengan teknik pelaksanaan program dan sumber daya yang
lain.
c.
Waktu
Pelaksanaan Program Yang Memadai
Sebagaimana pemilihan metode
implementasi program SALURKAN SAJA yang menggunakan habituation method (metode
pembiasaan), maka dibutuhkan waktu yang cukup lama. Program Salam Sedulur dilaksanakan
setiap hari dengan pemantauan dan bimbingan para guru dan kepala madrasah.
Program ini tidak bisa hanya satu atau dua pekan, tetapi memerlukan waktu
jangka panjang, bahkan selama peserta didik menempuh pendidikannya di Madrasah.
Sedangkan program pekan bahasa Jawa Krama dilakukan dua pekan setiap bulan. Di
pekan pertama dan pekan ke tiga. Ke dua program utama ini dilakukan dimaksudkan
untuk membentuk karakter sopan santun peserta didik, jadi out put akhir dari
proses pembiasaan panjang inilah yang diinginkan, yaitu madrasah mampu
memproduk lulusan yang berkarakter sopan santun.
d.
Guru
Yang Konsisten Dan Telaten
Pelaksanaan program yang memerlukan
waktu yang panjang, maka dibutuhkan guru sebagai pemantau dan pembimbing yang
konsisten terhadap program dan telaten dalam membimbing peserta didik sebagai
obyek dari program pembiasaan ini. Para Guru harus dibekali dengan pengetahuan
bahasa Jawa Krama yang baik, serta pemberian motivasi yang berkesinambungan
melalui diskusi intensif tentang manfaat dari program SALURKAN SAJA. Di samping
itu juga diberikan reward yang sesuai dengan kerja para guru. Mengingat
program ini secara simultan dilakukan setiap hari dan dua pekan setiap bulan,
maka konsistensi terhadap pelaksanaan program ini sangat penting.
Konsistensi guru dibutuhkan sejak
program digulirkan sampai jangka waktu penilaian yang ditetapkan. Pagi hari jam
6.30 sudah harus berdiri di depan gerbang madrasah untuk menyapa anak dengan
salam dan bersalaman satu persatu sambil menunggu kehadiran peserta didik.
Mengingatkan peserta didik yang belum menyapa atau bersalaman dengan peserta didik
yang lain (salam sedulur), menata dan mengarahkan anak pada situasi
kekeluargaan.
Pada saat penerapan Pekan Bahasa Jawa
Krama, para guru mendampingi interaksi peserta didik agar tetap berbahasa Jawa
Krama Madya pada temannya sekaligus menjawab pertanyaan anak tentang kosa kata
bahasa Jawa yang mereka belum memahaminya. Di samping itu memberi contoh kepada
peserta didik untuk menyelaraskan antara bahasa Jawa Krama yang mereka gunakan
dengan perilaku yang menyertainya, yaitu unggah ungguh serta sopan santun. Hal
inilah yang mengharuskan implementasi program SALURKAN SAJA membutuhkan guru
yang telaten, konsisten dan selalu upgrade kemampuannya.
e.
Pengawasan
dan Pengendalian Yang Berkelanjutan
Untuk menjaga dan mempertahankan
pelaksanaan program agar sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan, maka
perlu diadakan pengawasan. Di samping pengawasan harus juga dilakukan Pengendalian.
Pengendalian dimaksudkan sebagai proses pengukuran kinerja, membandingkan
antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan
yang diperlukan. Melalui pengendalian, kepala madrasah melakukan kontak secara
aktif dengan apa yang dilakukan oleh guru dan warga madrasah, mendapatkan serta
menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta menggunakan informasi
tersebut untuk merencanakan tindakan yang bersifat membangun serta perubahan ke
arah yang lebih efektif dan efisien. Penerapan program SALURKAN SAJA
membutuhkan pengawasan dan pengendalian yang terus menerus dan
berkesinambungan. Ini membutuhkan kinerja yang tak kenal lelah dan harus
bersumber pada motivasi yang tinggi dalam mengkondisikan peserta didik agar
berjalan sesuai tahapan pelaksanaan program.
f.
Pengadaan
Lomba berbahasa Jawa Krama Secara Berkala
Dukungan untuk metode pembiasaan
dalam berbahasa Jawa Krama bisa dilakukan dengan mengadakan lomba yang
berkaitan dengan penggunaan bahasa Jawa, seperti lomba pidato bahasa Jawa,
lomba membuat puisi berbahasa Jawa serta lomba bercerita dengan berbahasa Jawa
Krama. Untuk lomba ini diadakan dua kali dalam satu tahun yaitu ketika
bertepatan dengan peringatan Hari Kartini dan Pekan Rajabiyah. Pada momen
peringatan hari Kartini, nuansa kedaerahan sangat nampak sekali, sehingga
memacu anak untuk belajar bahasa Jawa Krama lebih giat lagi. Sedangkan pada
pekan rajabiyah diadakan lomba pidato bahasa Jawa dengan materi keagamaan
dimaksdukan untuk mempersiapkan mereka apabila nanti kembali ke masyarakat yang
masih menjunjung tinggi unggah ungguh dan kesopanan. Akan menjadi kebahagian
orang tua jika melihat anak-anak mereka mempunyai sikap sopan dan santun baik
dalam berbicara maupun berperilaku.
g.
Roleplaying pada Haflah Akhirussanah
Untuk lebih menjaga kualitas bahasa
Jawa Krama peserta didik, madrasah mengadakan roleplaying atau bermain
peran dengan menampilkan drama berbahasa Jawa Krama pada pentas seni haflah
akhirussanah madrasah. Pementasan drama ini sengaja menggunakan bahasa Jawa Krama untuk mengajari anak
bagaimana jika mereka berhadapan dengan situasi seperti yang ada dalam cerita
drama tapi tetap santun dalam berkomunikasi. Peserta didik belajar bagaimana
berperilaku yang sopan dan berbicara yang sopan. Guru membentuk kelompok sekaligus
membuatkan naskah drama dalam bahasa Jawa Krama. Inilah yang disebut dengan
organisasi pembelajar.
C.
Dampak
Yang Ingin Dicapai
Dengan adanya Program SALURKAN SAJA
(Salaman Sedulur dan Pekan Bahasa jawa Krama) di MI Miftahul Karim kauman Mojosari
Mojokerto memberikan hasil yang cukup menggembirakan, antara lain:
1.
Dampak
secara khusus
a.
Peserta
didik lebih semangat mempelajari Bahasa Jawa Krama.
b.
Peserta
didik lebih mempunyai rasa empati terhadap teman kelasnya.
c.
Keakraban
diantara peserta didik lebih tampak.
d.
Peserta
didik sudah memperlihatkan sikap sopan santunnya terhadap guru baik ketika
berbicara maupun berperilaku, hal ini diperlihatkan ketika menyapa guru, lewat
di depan guru ataupun ketika melintasi kantor guru mereka memperlihatkan sikap
tawadu’nya.
e.
Suka
menyapa dengan salam baik kepada temannya ataupun kepada tamu yang datang ke
madrasah, mereka lansung meminta bersalaman tanpa harus diperintahkan oleh
guru.
f.
Nilai
sikap mereka bertambah baik, terbukti dengan hasil penilaian sikap yang
dilakukan pada setiap pembelajaran menunjukkan hasil rekapitulasi yang
meningkat.
g.
Pertengkaran
antar teman hampir tidak pernah terjadi, karena sikap mereka yang lebih santun,
bahkan lansung meminta maaf ketika merasa bersalah kepada teman maupun guru.
2.
Dampak
Secara Umum
a.
Membantu
pengenalan terhadap bahasa Jawa sebagai bahasa daerah yang harus dilestarikan.
b.
Jumlah
atensi masyarakat untuk memasukkan anaknya ke MI Miftahul Karim semakin
meningkat tiap tahun. Wali murid merasa terbantu karena sikap anak mereka yang
semakin hari semakin santun.
c.
Banyak
lomba yang diadakan di wilayah Mojosari maupun Mojokerto yang berhubungan
dengan bahasa Jawa dimenangkan oleh MI Miftahul Karim, selama kurun 4 tahun
sudah memenangkan 4 kali lomba pidato bahasa Jawa.
d.
Banyak
wali murid yang mengusulkan pembiasaan salaman dan berkomunikasi bahasa Jawa
Krama tetap dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan.
e.
Program
ini sudah banyak diadopsi oleh sekolah maupun madrasah yang berada disekitar
Mojosari.
D.
Kendala
Yang Dihadapi
Beberapa kendala yang muncul dalam
penerapan program SALURKAN SAJA antara lain:
1.
Penataan
kosa kata yang harus diberikan dalam jenjang kelas yang berbeda.
2.
Pengawasan
dan pengendalian yang kendor karena keterbatasan guru pengawas.
3.
Ada
beberapa guru yang merasa kurang telaten, sehingga membiarkan peserta didik
berkomunikasi dengan bahasa ngoko.
4.
Waktu
yang dibutuhkan lama, sehingga kadang mengurangi fokus implementasinya.
E.
Hal-hal
Yang Mendukung
Program ini
sudah tampak hasilnya karena ada beberapa faktor pendukung, antara lain:
1.
Dukungan
positif dari steakholders MI Miftahul Karim.
2.
Motivasi
dan niat yang kuat dari para guru pengemban program ini, sehingga program bisa
berjalan dengan lancar.
3.
Kerja
sama yang kuat dari warga madrasah mempermudah pencapaian tujuan dari penerapan
program.
4.
Dukungan
walimurid yang selalu mensupport dengan memberikan saran dan laporan perilaku
peserta didik di rumah menambah kemudahan madrasah untuk mengidentifikasi
kelemahan dan kekurangan program ini.
F.
Alternatif
Pengembangan Program
Pencapaian tujuan program yang efektif dan
efisien khususnya strategi penanaman karakter sopan santun baik itu dalam
berbicara maupun berperilaku melalui program SALURKAN SAJA di MI Miftahul Karim
Kauman Mojosari Mojokerto maka perlu diadakan alternatif pengembangan program,
diantaranya:
1.
Membentuk
kelompok guru yang bertugas mencari dan menata kosa kata bahasa Jawa Krama
untuk disesuaikan dengan jenjang kelas.
2.
Meminta
bantuan wali murid untuk dijadikan nara sumber sekaligus sebagai pemantau
pembiasaan salaman dan berbahasa Jawa Krama di madrasah ataupun di rumah.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada bab II dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter sopan
santun bisa dilakukan melalui program SALURKAN SAJA (Salam Sedulur dan Pekan
Bahasa Jawa Krama) yaitu dengan: 1) membiasakan salaman antar teman seperti
sedulur yang dilaksanakn setiap hari dengan pengawasan dan bimbingan guru, 2)
melaksanakan Pekan Bahasa Jawa Krama yang dilaksanakan selama dua pekan setiap
bulan, yaitu pada pekan pertama dan pekan ke tiga setiap bulannya, serta
mengadakan lomba yang berbasis pada penggunaan bahasa Jawa Krama pada
peringatan Hari Kartini dan Pekan Rajabiyah serta membuat metode roleplaying dengan
mementaskan drama bahasa jawa Krama pada pentas seni haflah akhirussanah MI
Miftahul Karim.
B.
Rekomendasi
Program SALURKAN
SAJA terbukti berhasil meningkatkan sikap sopan santun peserta didik MI
Miftahul Karim. Terbukti penerimaan peserta didik baru di MI Miftahul karim
semakin meningkat setiap tahun, berdasarkan testimoni wali murid bahwa mereka
sangat terbantu dengan program ini karena anak mereka semakin santun. Untuk itu
program ini bisa direkomendasikan untuk diadopsi oleh sekolah atau madrasah
lain guna membuktikan penerapan program kami.
DAFTAR
PUSTAKA
al-Qur’ān al-Karim dan Terjemahanya. Zekr versi 4.1, Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Muhammad Quraish
Shihab,
Imam Nawawi,1999, Riyadhus
Sholihin Jilid 2 ,Jakarta, Pustaka Amani,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003,Balai Pustaka Jakarta
Purwadi, 2011, Etika Konunikasi Dalam Bahasa Jawa, Jurnal Ilmu
Komunikasi, 139-249, vol 9 no 3
Yodhia Antariksa, “Change Your Habits Change Your Life”
dalam http://strategimanajemen.net . Diakses 4 Agustus 2015.
[1] Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2003,Balai Pustaka Jakarta hal 203
[2] Ibid hal 345
[3] Purwadi, 2011, Etika
Konunikasi Dalam Bahasa Jawa, Jurnal Ilmu Komunikasi, 139-249, vol 9 no 3
[4] Yodhia Antariksa, “Change Your Habits Change Your Life” dalam http://strategimanajemen.net . Diakses 4 Agustus 2015.
(BAG 2) GURU KONTRASEPSI
A. Pengertian, Tugas dan Tanggungjawab Guru 1. Pengertian Guru Mujtahid dalam bukunya yang berjudul “Pengemba...
-
PEMIKIRAN DAN TOKOH ALIRAN QODARIYAH, MU'TAZILAH DAN JABARIYAH A. Pengertian Jabariyah Nama Jabariyah berasal dari kata jabara ...
-
PEMIKIRAN DAN TOKOH ALIRAN KHAWARIJ SERTA MURJIAH A. Pemikiran dan Tokoh Khawarij Khawarij adalah aliran dalam teologi Is...