PEMIKIRAN DAN TOKOH ALIRAN QODARIYAH, MU'TAZILAH DAN JABARIYAH
A. Pengertian Jabariyah
Nama Jabariyah berasal dari kata jabara
yang mengandung arti memaksa, sedangkan menurut al-Syahrafani bahwa Jabariyah
berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan
perbuatan tersebut kepada Allah SWT. Oleh karena itu, aliran Jabariyah ini
menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan
kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan,
tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa.
Secara bahasa Jabariyah
berasal dari kata jabara yang mengandung pengertian memaksa. Di dalam kamus
Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat
dari Allah adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara
istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia
mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).
Adapun mengenai latar
belakang lahirnya aliran Jabariyah tidak adanya penjelelasan yang sarih.
Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani
Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang masalah Qadar dan kekuasaan
manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan.
Pendapat yang lain
mengatakan bahwa paham ini diduga telah muncul sejak sebelum agama Islam datang
ke masyarakat Arab. Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh gurun pasir sahara
telah memberikan pengaruh besar dalam cara hidup mereka. Di tengah bumi yang
disinari terik matahari dengan air yang sangat sedikit dan udara yang panas
ternyata dapat tidak memberikan kesempatan bagi tumbuhnya pepohonan dan
suburnya tanaman, tapi yang tumbuh hanya rumput yang kering dan beberapa pohon
kuat untuk menghadapi panasnya musim serta keringnya udara.
B.
Pengertian Qodariyah
Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari
bahasa Arab, yaitu qadara yang bemakna kemampuan dan
kekuatan. Adapun secara terminology atau istilah adalah suatu aliran yang
percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran ini
berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia
dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini
lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan
perbuatan-perbuatannya. Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari
pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan
bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Sebab itulah faham seperti ini dinisbatkan dengan istilah Qadariyah.
Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai
kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham
Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan
perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian
bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Sedangkan nama Qadariyah diberikan kepada golongan ini
oleh lawan teologinya lantaran sikap dan pendapatnya yang memandang : manusia
itu bebas dan mempunyai kekuasaan (qudrah) untuk melaksanakan kehendak dan
segala perbuatannya
C.
Pengertian Mu’tazilah
Kata mu’tazilah diambil dari bahasa Arab yaitu اعتزل yang aslinya
adalah kata عزل yang berarti memisahkan
atau menyingkirakan. Menurut Ahmad Warson, kata azala dan azzala mempunyai arti
yang sama dengan kata asalnya. Arti yang sama juga akan kita temui di munjid,
meskipun ia menambahkan satu arti yaitu mengusir.
Penambahan huruf hamzah dan huruf ta pada kata
I’tazala adalah untuk menunjukkan hubungan sebab akibat yang dalam ilmu sharf
disebut dengan muthawa’ah, yang berarti terpisah, tersingkir atau terusir. Maka
bentuk pelaku yaitu al-mu’tazilah berarti orang yang terpisah, tersingkir atau
terusir.
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala
yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau
menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan.
Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka
memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan
eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan
manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini.
Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi
kekuasaan.
D.
Tokoh Aliran Jabariyah
a. Jahm bin Shafwan
Nama lengkapnya adalah Abu Mahrus Jahm bin Safwan. Ia
berasal dari Khurasan, bertempat tinggal di Khufah; ia seorang da’i yang fasih
dan lincah (otrator); ia menjabat sebagai sekretaris Harits bin Surais, seorang
mawali yang menentang pemerintah Bani Umayyah di Khurasan.
Adapun doktrin Jahm tentang hal-hal yang berkaitan
dengan teologi adalah;
1)
Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya,
tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. Pendapat Jahm
tentang keterpaksaan ini lebih terkenal dibanding dengan pendapatnya tentang
surga dan neraka, konsep iman, kalam Tuhan, meniadakan sifat Tuhan, dan melihat
Tuhan di akhirat.
2)
Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini,
pendapatnya sama dengan konsep iman yang diajukan kaum Murji’ah
3) Kalam Tuhan adalah Makhluk. Al-Qur’an
adalah mahluk yang dibuat sebagai suatu yang baru (hadis). Adapun fahamnya
tentang melihat Tuhan, Jaham berpendapat bahwa, Tuhan sekali-kali tidak mungkin
dapat dilihat oleh manusia di akhirat kelak.
4)
Surga dn neraka tidak kekal. tentang keberadaan syurga-neraka, setelah
manusia mendapatkan balasan di dalamnya, akhirnya lenyaplah syurga dan neraka
itu. Dari pandangan ini nampaknya Jaham dengan tegas mengatakan bahwa, syurga
dan neraka adalah suatu tempat yang tidak kekal
b. Ja’ad bin Dirham
Al-Ja’d adalah seorang Maulana Bani Hakim, tinggal di
Damaskus. Ia dibesarkan di dalam lingkungan orang Kristen yang senang
membicarakan teologi. Semula ia dipercaya untuk mengajar dilingkungan
pemerintah Bani Umayah, tetapi setelah tampak pikiran-pikirannya yang
controversial, Bani Umayyah menolaknya. Kemudian Al-Ja’ad lari ke Kufah dan di
sana ia bertemu dengan Jahm, serta mentransfer pikirannya kepada Jahm untuk
dikembangkan dan disebarluaskan.
Doktrin pokok Ja’ad secara umum sama dengan pikiran
Jahm, yaitu:
1)
Al-Quran itu adalah makhluk. Oleh karena itu, dia baru. Sesuatu yang
baru itu tidak dapat disifatkan kepada Allah.
2) Allah tidak memiliki sifat yang serupa
dengan makhluk, seperti berbicara, melihat, dan mengengar.
3)
Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya
Kedu tokoh di atas termasuk pada golongan Jabariyah ekstrem,
dan adapun perbedaan yang paling signifikan dari kedua golongan tersebut
terletak pada pendapat tentang perbuatan manusia itu. Kelompok ekstrem memandang
bahwa manusia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri dan tidak
mempunyai pilihan, manusia dalam perbuatan-perbuatannya adalah dipaksa dengan
tidak ada kekuasaan, kemauan dan pilihan baginya Sedangkan menurut kaum moderat,
tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun
baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam
diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya.
Yang termasuk pemuka Jabariyah moderat adalah;
a)
An-Najjar
Nama lengkapnya adalah Husain bin Muhammad An-Najjar
(wafat 230 H). Para pengikutnya disebut An-Najjariyah atau Al-Husainiyah.
Di antara pendapat-pendapatnya adalah;
1)
Tidak semua perbuatan manusia bergantung kepada Tuhan secara mutlak”
artinya Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan itu positif
maupun negative. Tetapi dalam melakukan perbuatan itu, manusia mempunyai
andil. Daya yang diciptakan dalam diri manusia oleh Tuhan mempunyai
aspek, sehingga manusia mampu melakukan perbuatan itu. Daya yang diperoleh
untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan inilah yang disebut dengan
kasb/acquisition
2)
Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat. Akan tetapi, An-Najjar menyatakan
bahwa tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata
sehingga manusia dapat melihat Tuhan.
b) Adh-
Dhirar
Nama lengkapnya adalah Dhirar bin Amr. Pendapatnya
tentang perbuatan manusia sama dengan Husein An-Najjar, yakni bahwa manusia
tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan dalang. Manusia mempunyai bagian
dalam perwujudan perbuatannya dan tidak semata-mata dipaksa dalam melakukan
perbuatannya. Secara tegas, Dhirar mengatakan bahwa satu perbuatan dapat
ditimbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia tidak
hanya ditimbulkan oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia itu sendiri. Manusia
turut berperan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
E.
Tokoh Aliran Qadariyah
Perpecahan dalam Islam sangat erat kaitannya dengan
aliran Qadariyah, karena aliran tersebut dapat dikatakan dari perpecahan itu
sendiri, berikut ini adalah tokoh-tokoh yang termasuk didalamnya tokoh pencetus
aliran Qadariyah :
a.
Ibnu
Sauda’ Abdullah bin Saba’ Al-Yahudi
Dia adalah seorang Yahudi yang mengaku-ngaku beragama
Islam 34 H. Ibnu Sauda’ ini memadukan antara faham Khawarij dan Syi’ah.
b.
Ma’bad Al-Juhani (meninggal dunia tahun 80 H)
Dia meluncurkan pemikiran seputar masalah takdir
sekitar tahun 64 H. Ia menggugat ilmu Allah dan takdirNya. Ia mempromosikan
pemikiran sesaat itu terang-terangan sehingga banyak meninggalkan ekses.
Disamping orang-orang yang mengikutinya juga banyak. Namun bid’ahnya ini
mendapat penentangan yang sangat keras dari kaum Salaf, termasuk di dalamnya
para sahabat yang masih hidup ketika itu, seperti Ibnu Umar Radhiyallahu
‘anhuma.
Menurut Al-Zahabi dalam kitabnya Mizan al-I’tidal,
yang dikutip Ahmad Amin dalam Sirajuddin Zar, menerangkan bahwa ia adalah
tabi’in yang dapat dipercaya, tetapi ia memberikan contoh yang tidak baik dan
mengatakan tentang qadar. Lalu ia dibunuh oleh al-Hajjaj karena ia memberontak
bersama Ibnu al-Asy’as. Tampaknya disini ia dibunuh karena soal politik,
meskipun kebanyakan mengatakan bahwa terbunuhnya karena soal zindik. Ma’bad Al-Jauhani
pernah belajar kepada Hasan Al-Bashri, dan banyak penduduk Basrah yang
mengikuti alirannya .
c.
Ghailan Ad-Dimasyqi
Sepeninggal Ma’bad, Ghailan Ibnu Muslim al-dimasyqy
yang dikenal juga dengan Abu Marwan. Menurut Khairuddin al-Zarkali dalam Sirajuddin
Zar menjelaskan bahwa Ghailan adalah seorang penulis yang pada masa mudanya
pernah menjadi pengikut Al-Haris Ibnu Sa’id yang dikenal sebagai pendusta. Ia
pernah taubat terhadap pengertian faham qadariyahnya dihadapan Umar Ibnu Abdul
Aziz, namun setelah Umar wafat ia kembali lagi dengan mazhabnya.
Dialah yang mengibarkan pengaruh cukup besar seputar
masalah-masalah takdir sekitar tahun 98 H. Dan juga dalam masalah ta’wil,
ta’thil (mengingkari sebagian sifat-sifat Allah) dan masalah irja. Para salaf pun
menentang pemikirannya itu. Termasuk diantara yang menentangnya adalah Khalifah
Umar bin Abdul Aziz. Beliau menegakkan hujjah atasnya, sehingga Ghailan
menghentikan celotehannya sampai Umar bin Abdul Aziz wafat. Namun setelah itu,
Ghailan kembali meneruskan aksinya. Ini merupakan ciri yang sangat dominan bagi
ahli bid’ah, yaitu mereka tidak akan bertaubat dari bid’ah. Sekalipun hujjahnya
telah dipatahkan, mereka tetap kembali menentang dan kembali kepada bid’ahnya.
Ghailan ini akhirnya dihukum mati setelah dimintai taubat namun menolak
bertaubat pada tahun 105 H. Dia mati dihukum oleh Hisyam Abdul al-Malik
(724-743). Sebelum dijatuhi hukuman mati diadakan perdebatan antara Ghailan dan
al-Awza’i yang dihadiri oleh Hisyam sendiri.
d.
Al-Ja’d bin Dirham (yang terbunuh tahun 124H)
Dia mengembangkan pendapat-pendapat sesat pendahulunya
dan meracik antara bid’ah Qadariyah dengan bid’ah Mu’aththilah dan ahli ta’wil.
Kemudian ia menyebarkan pemikiran rancu (syubhat) di tengah-tengah kaum
muslimin. Sehingga para ulama Salaf memberi peringatan kepadanya dan
menghimbaunya untuk segera bertaubat. Namun ia menolak bertaubat. Para ulama
membantah pendapat-pendapat Al-Ja’d ini dan menegakkan hujjah atasnya, namun ia
tetap bersikeras. Maka semakin banyak kaum muslimin yang terkena racun
pemikirannya.
para ulama memutuskan hukuman mati atasnya demi
tercegahnya fitnah (kesesatan). Ia pun dibunuh oleh Khalid bin Abullah
Al-Qasri. Kisah terbunuhnya Al-Ja’d ini sangat mashur, Khalid berpidato seusai
menunaikan shalat ‘Idul Adha : “Sembelihlah hewan kurban kalian, semoga Allah
menerima sembelihan kalian, sementara aku akan menyembelih Al-Ja’d bin Dirham,
karena telah mendakwahkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikan
Ibrahim sebagai khalilNya dan Allah tidak mengajak Nabi Musa berbicara dan
seterusnya”. Kemudian beliau turun dari mimbar dam menyembelihnya. Peristiwa
ini terjadi pada tahun 124 H.
e.
Al-jahm bin Shafwan
Sesudah peristiwa itu, api kesesatan sempat padam
beberapa waktu. Hingga kemudian marak kembali melalui tangan Al-Jahm bin
Shafwan. Yang mengoleksi bid’ah dan kesesatan generasi pendahulunya serta
menambah bid’ah baru. Akibat ulahnya muncullah bid’ah Jahmiyah serta kesesatan
dan penyimpangan kufur lainnya yang ditularkannya. Al-Jahm bin Shafwan ini
banyak mengambil ucapan-ucapan Ghailan dan Al-Ja’d, bahkan ia menambah lagi
dengan bid’ah ta’thil (penolakan sifat-sifat Allah), bid’ah ta’wil, bid’ah
irja’, bid’ah Jabariyah, bid’ah Kalam, dan sebagainya. Al-Jahm akhirnya dihukum
mati pada tahun 128 H
f.
Washil bin Atha’ dan Amr bin Ubeid
Orang ini muncul bersamaan di masa Al-Jahm bin
Shafwan. Mereka berdua meletakkan dasar-dasar pemikiran Mu’tazilah Qadariyah.
F.
TokohAliran Mu’tazilah dan Pemikirannya
a. Wasil bin Atha’
Wasil
bin Atha adalah orang pertama yang meletakkan kerangka dasar ajaran Muktazilah.
Adatiga ajaran pokok yang dicetuskannya, yaitu paham al-manzilah bain
al-manzilatain, paham Kadariyah (yang diambilnya dari Ma’bad dan Gailan, dua
tokoh aliran Kadariah), dan paham peniadaan sifat-sifat Tuhan. Dua dari tiga
ajaran itu kemudian menjadi doktrin ajaran Muktazilah, yaitu al-manzilah bain
al-manzilatain dan peniadaan sifat-sifat Tuhan.
b. Abu Huzail al-Allaf
Abu
Huzail al-‘Allaf (w. 235 H), seorang pengikut aliran Wasil bin Atha, mendirikan
sekolah Mu’tazilah pertama di kota Bashrah. Lewat sekolah ini, pemikiran
Mu’tazilah dikaji dan dikembangkan. Sekolah ini menekankan pengajaran tentang
rasionalisme dalam aspek pemikiran dan hukum Islam. Aliran teologis ini pernah
berjaya pada masa Khalifah Al-Makmun (Dinasti Abbasiyah). Mu’tazilah sempat
menjadi madzhab resmi negara. Dukungan politik dari pihak rezim makin
mengokohkan dominasi mazhab teologi ini. Tetapi sayang, tragedi mihnah telah
mencoreng madzhab rasionalisme dalam Islam ini.
c. Abu Huzail al-Allaf
Adalah
seorang filosof Islam. Ia mengetahui banyak falsafah yunani dan itu
memudahkannya untuk menyusun ajaran-ajaran Muktazilah yang bercorak filsafat.
Ia antara lain membuat uraian mengenai pengertian nafy as-sifat. Ia menjelaskan
bahwa Tuhan Maha Mengetahui dengan pengetahuan-Nya dan pengetahuan-Nya ini
adalah Zat-Nya, bukan Sifat-Nya; Tuhan Maha Kuasa dengan Kekuasaan-Nya dan
Kekuasaan-Nya adalah Zat-Nya dan seterusnya. Penjelasan dimaksudkan oleh
Abu-Huzail untuk menghindari adanya yang kadim selain Tuhan karena kalau
dikatakan ada sifat (dalam arti sesuatu yang melekat di luar zat Tuhan),
berarti sifat-Nya itu kadim. Ini akan membawa kepada kemusyrikan. Ajarannya
yang lain adalah bahwa Tuhan menganugerahkan akal kepada manusia agar digunakan
untuk membedakan yang baik dan yang buruk, manusia wajib mengerjakan perbuatan
yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk. Dengan akal itu pula menusia dapat
sampai pada pengetahuan tentang adanya Tuhan dan tentang kewajibannya berbuat
baik kepada Tuhan. Selain itu ia melahirkan dasar-dasar dari ajaran as-salãh wa
al-aslah.
d. Al-Jubba’i
Al-Jubba’I
adalah guru Abu Hasan al-Asy’ari, pendiri aliran Asy’ariah. Pendapatnya yang
masyhur adalah mengenai kalam Allah SWT, sifat Allah SWT, kewajiban manusia,
dan daya akal. Mengenai sifat Allah SWT, ia menerangkan bahwa Tuhan tidak
mempunyai sifat; kalau dikatakan Tuhan berkuasa, berkehendak, dan mengetahui,
berarti Ia berkuasa, berkehendak, dan mengetahui melalui esensi-Nya, bukan
dengan sifat-Nya. Lalu tentang kewajiban manusia, ia membaginya ke dalam dua
kelompok, yakni kewajiban-kewajiban yang diketahui manusia melalui akalnya
(wãjibah ‘aqliah) dan kewajiban-kewajiban yang diketahui melaui ajaran-ajaran
yang dibawa para rasul dan nabi (wãjibah syar’iah).
e. An-Nazzam
An-Nazzam
: pendapatnya yang terpenting adalah mengenai keadilan Tuhan. Karena Tuhan itu
Maha Adil, Ia tidak berkuasa untuk berlaku zalim. Dalam hal ini berpendapat
lebih jauh dari gurunya, al-Allaf. Kalau Al-Allaf mangatakan bahwa Tuhan
mustahil berbuat zalim kepada hamba-Nya, maka an-Nazzam menegaskan bahwa hal
itu bukanlah hal yang mustahil, bahkan Tuhan tidak mempunyai kemampuan untuk
berbuat zalim. Ia berpendapat bahwa pebuatan zalim hanya dikerjakan oleh orang
yang bodoh dan tidak sempurna, sedangkan Tuhan jauh dari keadaan yang demikian.
Ia juga mengeluarkan pendapat mengenai mukjizat al-Quran. Menurutnya, mukjizat
al-quran terletak pada kandungannya, bukan pada uslūb (gaya bahasa) dan balāgah
(retorika)-Nya. Ia juga memberi penjelasan tentang kalam Allah SWT. Kalam
adalah segalanya sesuatu yang tersusun dari huruf-huruf dan dapat didengar.
Karena itu, kalam adalah sesuatu yang bersifat baru dan tidak kadim.
G.
Sekte Ajaran Jabariyah
Menurut Syahrastani, terdapat tiga golongan dalam
Jabariyah, yaitu :
a.
Jahmiyah
Jahmiyah adalah sekte para pengikut Jahm bin Sofwan,
salah seotrang yang paling berjasa besar dalam mengembangkan aliran Jabariyah.
Ajaran Jahmiyah yang terpenting adalah al Bari Ta’ala (Allah SWT Tuhan Maha
Pencipta lagi Maha Tinggi) Allah SWT tidak boleh disifatkan dengan sifat yang
dimiliki makhluk-Nya, seperti sifat hidup (hay) dan mengetahui (‘alim), karena
penyifatan seperti itu mengandung pengertian penyerupaan Tuhan dengan
makhluk-Nya, padahal penyerupaan seperti itu tidak mungkin terjadi.
b. Najjariyah
Sekte ini dipimpin oleh Al Husain bin Muhammad an Najjar (w. 230 H / 845 M).
Ajaran yang dikemukakan bahwa Allah memiliki kehendak terhadap diri-Nya
sendiri, sebagaimana Allah mengetahui diri-Nya. Tuhan menghendaki kebaikan dan kejelekan,
sebagaimana ia menghendaki manfaat dan mudzarat.
c. Dirariyah
Sekte ini dipimpin oleh Dirar bin Amr dan Hafs al Fard. Kedua pemimpin tersebut
sepakat meniadakan sifat – sifat Tuhan dan keduanya juga berpendirian bahwa
Allah SWT itu Maha Mengetahui dan Maha Kuasa, dalam pengertian bahwa Allah itu
tidak jahil (bodoh) dan tidak pula ‘ajiz (lemah).
Dari ketiga golongan ini, syahrastani mengklarifikasikan menjadi dua bagian
besar. Pertama, Jabariyah murni yang berpendapat bahwa baik tindakan maupun
kemampuan manusia melakukan seutu kemauan atau perbuatannya tidak efektif sama
sekali. Kedua Jabariyah moderat yang berpandangan bahwa manusia mempunyai
sedikit kemampuan untuk mewujudkan kehendak dan perbuatannya.
H.
Sekte Paham Qadariyah
Seperti faham dalam ilmu kalam lainnya, faham
Qadariyah pun terpecah menjadi beberapa kelompok. Banyak pendapat tentang
perpecahan Qadariyah ini, diantaranya dikatakan bahwa faham Qadariyah terpecah
menjadi dua puluh kelompok besar, yang setiap kelompok dari mereka mengkafirkan
kelompok yang lainnya. Dua puluh aliran dari Qadariyah itu adalah Washiliyah,
‘Amruwiyah, Hudzaliyah, Nazhamiyah, Murdariyah, Ma‘mariyah, Tsamamiyah,
Jahizhiyah, Khabithiyah, Himariyah, Khiyathiyah, Syahamiyah, Ashhab Shalih
Qubbah, Marisiyah, Ka‘biyah, Jubbaiyah, Bahsyamiyah, Murjiah Qadariyah. Dari
Bahsyamiyah lahir pula aliran besar, yakni Khabithiyah dan Himariyah.
Dan sesungguhnya Qadariyah terpecah-pecah menjadi
golongan yang banyak, tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah, setiap
golongan membuat madzhab (ajaran) tersendiri dan kemudian memisahkan diri dari
golongan yang sebelumnya. Inilah keadaan ahlul bid’ah yang mana mereka selalu
dalam perpecahan dan selalu menciptakan pemikiran-pemikiran dan
penyimpangan-penyimpangan yang berbeda dan saling berlawanan. Namun berapa
banyak pun jumlah golongan dari hasil perpecahan penganut faham Qadariyah,
tetap saja hal ini berujung dan bersumber pada tiga pemahaman.
a.
Golongan
Qadariyah yang pertama adalah mereka yang mengetahui qadha dan qadar serta
mengakui bahwa hal itu selaras dengan perintah dan larangan, mereka berkata
jika Allah berkehendak, tentu kami dan bapak-bapak kami tidak
mempersekutukan-Nya, dan kami tidak mengharamkan apapun.
b.
Qadariyah
majusiah, adalah mereka yang menjadikan Allah berserikat dalam
penciptaan-penciptaan-Nya, sebagai mana golongan-golongan pertama menjadikan
sekutu-sekutu bagi Allah dalam beribadat kepadanya, sesungguhnya dosa-dosa
yangterjadi pada seseorang bukanlah menurut kehendak Allah, kadang kala
merekaberkata Allah juga tidak mengetahuinya.
c.
Qadariyah
Iblisiyah, mereka membenarkan bahwa Alah merupakan sumber terjadinya kedua
perkara (pahala dan dosa) Adapun yang menjadikan kelebihan dari paham ini
membuat manusia menjadi kreatif dan dinamis, tidak mudah putus asa, ingin maju
dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, namun demikian mengeliminasi
kekuasaan Allah juga tidak dapat dibenarkan oleh paham lainnya (Ahlussunah wal
jamaah).
Sedangkan dalam segi pengamalan Qadariyah terbagi dua,
yaitu:
a.
Qadariyah
yang ghuluw (berlebihan) dalam menolak takdir
b.
Qadariyah
yang ghuluw (berlebihan) dalam menetapkan takdir.
Kita
tahu ketika faham qadariyah ketika di bawa ke dalam kalangan mereka orang-orang
islam yang bukan berasal dari orang Arab padang pasir, hal itu memunculkan
kegoncangan dalam pemikiran mereka. Faham qadariyah ini mereka anggap
bertentangan dengan ajaran islam. Adanya kegoncangan dan sifat menentang faham
qadariyah ini dapat kita lihat dalam hadits-hadits mengenai qadariyah
umpamanya:
Artinya:
“Kaum
qadariyah merupakan majusi umat Islam”, dalam arti golongan yang tersesat.
Mungkin timbul pertanyaan, bagaimana soal qadariyah atau
freewill dalam AlQur’an sebagia sumber utama dan pertama mengenai ajaran islam?
Kalau kita kembali kepada Al-Qur’an akan kita jumpai di dalamnya ayat-ayat yang
boleh membawa kepada faham qadariyah dan sebaliknya pula kan kita jumpai yang
boleh membawa kepada faham jabariyah
A. Kesimpulan
Paham Jabariyah memandang manusia
sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Manusia tidak sanggup mewujudkan
perbuatan-perbuatannya sesuai dengan kehendak dan pilihan bebasnya. Pendeknya,
perbuatan-perbuatan itu hanyalah dipaksakan Tuhan kepada manusia. Pa-ham
Jabariyah terpecah ke dalam dua kelompok, ekstrim dan moderat. Ja'ad ibn Dirham
dan Jahm ibn Shafwan mewakili kelompok eksirim. Sedang Husain al-Najjar dan
Dirar ibn 'Amr mewakii kelompok moderat.
Intinya
paham Qadariyah menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan
memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan segala
perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik perbuatan yang baik maupun perbuatan
yang buruk tanpa campur tangan dari Allah S.W.T. Kaum Qadariyah berpendapat
bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan
hidupnya. . Dalam teologi modern faham Qadariyah ini dikenal dengan nama
free will, freedom of willingness atau fredom of action, yaitu
kebebasan untuk berkehendak atau kebebasan untuk berbuat.
Mu`tazilah
mempunyai lima ajaran dasar, perintah bernuat baik dan larangan berbuat jahat,
dianggap sebagai kewajiban bukan oleh kaum Mu`tazilah saja, tetapi oleh
golongan-golongan umat Islam lainnya. Aliran kaum Mu`tazilah dipandang sebagai aliran yang menyimpang
dari ajaran Islam, dan dengan demikian tak disenangi oleh sebagian umat Islam,
terutama di Indonesia. Pandangan demikian timbul karena kaum Mu`tazilah
dianggap tidak percaya kepada wahyu dan hanya mengakui kebenaran yang diperoleh
rasio. Sebagai diketahui kaum Mu`tazilah tidak hanya memakai argumen rasional,
tetapi juga memakai ayat-ayat Al-Quran dan hadist untuk menahan pendirian
mereka.
B. Saran
Setiap muslim bertanggung jawab
terhadap bergesernya nilai-nilai kehidupan islam, karena itu setiap orang islam
wajib untuk menjalankan aturan-aturan islam dalam kehidupan sehari-harinya agar
menjadi contoh dan inspirasi bagi lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Montgomery. W. Islamic Philoshopy and Theology: An Extended Survey. Harrassowitz:
http://ashabulcoffee.blogspot.co.id/2017/01ilmu-kalam-aliran-jabariyah.html.D
http://gusriwandi.blogspot.com/2012/03/aliran-dalam-ilmu-kalam-qadariyah-dan.html
NAMA : Maulidiyah Nur Wulandari
BalasHapusNim : 52105120016
Prodi : Pendidikan Agama Islam
PERDEBAAAN aliran Qodariyah dengan Muktazilah
Qodariyah Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Mukthazilla istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
PERSAMAAN qodariyah dan muntazillah adalah kedua aliran inimempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan
PENDAPAT SAYA TTG ALIRAN JABARIYAH
( Saya kurang setuju dengan aliran jabariyah karna apa aliran inimemiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya sedngkan manusia Harus Memiliki Pilihan dan usaha dalam perbuatanya untuk Mengubah takdir Banyak pengaruh negatif yang dihasilkan oleh aliran ini. Paham bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan kekuasaan apa pun menyebabkan manusia menjadi apatis. Menjalani hidup dengan rasa pesimis, karena menganggap semuanya telah ditakdirkan sejak jaman azali)
Nama : Rofiati Auwaliyah
BalasHapusNim : 52105120024
•Persamaan antara Aliran Qodariyah dan Aliran Mu'tazilah ialah Apa yang terjadi pada diri manusia sudah kehendak pribadi dan terdapat porsinya masing-masing.
•Perbedaan
Aliran qodariyah : Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
Aliran Mu'tazilah : kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
• Pendapat saya dalam menyikapi Aliran Jabariyah ialah tidak bisa menilai aliran mana yang lebih baik dan benar karena terjadi perbedaan pendapat dan tidak lah bisa dinilai sekarang. Penilaian yang sesungguhnya akan diberikan oleh Allah SWT diakhirat nanti. Penilaian baik atau tidaknya suatu pendapat dalam pandangan manusia mungkin bisa dilakukan dengan cara mencoba menghubungkan pendapat aliran tersebut dengan masalah-masalah yang terjadi dan pendapat yang baik ialah pendapat yang berlaku di masyarakat dan dapat bertahan dalam kehidupan manusia.
Nama : Vicky Nurhidayah
BalasHapusNim : 52105120027
-PERSAMAAN QADARIYAH DAN MUNTAZILAH adalah sama-sama mempunyai memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya.
PERBEDAAN QADARIYAH DAN MUNTAZILLAH
-QADARIYAH adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.
-MUNTAZILLAH adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa oleh kaum Khawarij dan Murji’ah, dalam pembahasannya mereka banyak memakai akal, sehingga mereka mendapat nama “ kaum rasionalis islam”. Aliran kaum Mu`tazilah dipandang sebagai aliran yang menyimpang dari ajaran Islam, dan dengan demikian tak disenangi oleh sebagian umat Islam, terutama di Indonesia.
-PENDAPAT saya tentang aliran kaum jabariyah yaitu Kurang setuju adanya aliran tersebut, karena dilihat dari nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa, Oleh karena itu, aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa. Kaum jabariyah adalah orang-orang yang melampaui batas dalam menetapkan takdir hingga mereka mengesampingkan sama sekali kekuasaan manusia dan mengingkari bahwa manusia bisa berbuat sesuatu dan melakukan suatu sebab (usaha). Apa yang ditakdirkan kepada mereka pasti akan terjadi. Jika mereka mengerjakan suatu amalan yang bertentangan dengan syariat, mereka merasa tidak bertanggung jawab atasnya dan mereka berhujjah bahwa takdir telah terjadi. Keyakinan semacam ini telah menyebabkan mereka meninggalkan amal shalih dan melakukan usaha yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah, seperti shalat, puasa dan berdoa.
Nama : Ana Rohilah Ila Maghfirotillah
BalasHapusNim : 52105120006
Persamaan keduanya adalah: Sama-sama memiliki penyimpangan / kesesatan di dalam hal meyakini tentang takdir.
Perbedaannya adalah, Jabariyah meyakini bahwa manusia hanyalah seperti boneka tidak punya kehendak, sehingga manusia dipaksa oleh Allah SWT. Sedangkan Qodariyah kebalikannya, yaitu meyakini bahwa segala perbuatan makhluk di dunia ini semuanya adalah ciptaan atau kehendak mereka sendiri dan Allah tidak mengetahui dan menetapkannya.
Pendapat saya mengenai aliran jabariyah adalah tidak setuju, karena dalam aliran Jabariyah, pengikutnya diajarkan bahwa manusia harus menerima qada' dan qadar mereka atau apa yang sudah ditakdirkan, jadi tidak perlu melakukan usaha untuk merubahnya karena sudah tidak ada pilihan untuk berusaha. Hal itu tentu saja kurang bisa diterima oleh mayoritas umat Islam, karena manusia akan dapat mencapai cita-cita atau merubah nasibnya jika melakukan usaha yang keras.
Nama : Suci Suryanti
BalasHapusNim. :52105120026
-Perbedaan antara aliran Qodariyah dan Mu'tazilah :
Qodariyah:
Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
Mu'tazilah :
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
-Persamaan antara aliran Qodariyah dan Mu'tazilah :
adalah tidak adanya paksaan pada diri manusia, manusia bebas melakukan perbuatan-perbuatan yang ia kehendaki.
-Pendapat saya tentang aliran kaum Jabariyah:
Saya kurang setuju dengan aliran ini, karena aliran ini memiliki paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa. Akibatnya manusia beraliran ini menjadi malas, tidak kreatif, menyerah sebelum bertanding dan pasrah terhadap apa pun juga. Selain itu yang lebih berbahaya adalah selalu menyalahkan Tuhan untuk semua perbuatan buruk yang mereka lakukan. Semua kekeliruan ini berasal dari pemikiran bahwa manusia diibaratkan benda mati. Sebagai benda mati tentu saja tidak mampu melakukan apa pun.
Nama : Sabna Aulia Putri
BalasHapusNim : 52105120025
• PERBEDAAN Aliran Qodariyah dan Mu'tazilah
Qodariyah : Sebuah paham teologi yang mengatakan bahwa apa yang terjadi pada diri manusia merupakan kehendak pribadi. Aliran ini dipegang oleh kalangan Mu’tazilah yang menempatkan akal pada posisi tertinggi, lebih tinggi dari wahyu. Menurut paham ini perbuatan manusia sepenuhnya merupakan tanggung jawab. Pada paham ini, dalam politik menganjurkan sebuah kontrol terhadap jalannya sebuah kepemimpinan, melalui kontrak sosial. Bahkan, paham ini meyakini bahwa Tuhan tidak bertanggung jawab sama sekali terhadap perbuatan manusia karena Tuhan sepenuhnya telah memberikan akal kepada manusia. Paham ini dipegang oleh aliran rasional, Mu’tazilah.
Mu'tazilah : Kaum Mu’tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa oleh kaum Khawarij dan Murji’ah, dalam pembahasannya mereka banyak memakai akal, sehingga mereka mendapat nama “ kaum rasionalis islam”
• Pendapat saya tentang aliran Jabariyah. Saya kurang setuju karena aliran ini bersifat memaksa, dan jabariyah pun juga memandang manusia sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya. Manusia tidak sanggup mewujudkan perbuatan-perbuatannya sesuai dengan kehendak dan pilihan bebasnya. Pendeknya, perbuatan-perbuatan itu hanyalah dipaksakan Tuhan kepada manusia.
Nama: Putri Alfianah Antoni
BalasHapusNim: 52105120022
Persamaan qadariyah dan muktazilah ialah
Setiap manusia berhak dalam menentukan perjalanan kehidupan nya sesuai qodratnya masing-masing.
Perbedaan qadariyah dan muktazilah ialah
Qadariyah ialah memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini.
Muktazilah ialah Tuhan menganugerahkan akal kepada manusia agar digunakan untuk membedakan yang baik dan yang buruk, manusia wajib mengerjakan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan yang buruk. Dengan akal itu pula menusia dapat sampai pada pengetahuan tentang adanya Tuhan dan tentang kewajibannya berbuat baik kepada Tuhan.
Pendapat saya dalam menyikapi aliran jabariyah ialah kurang setuju karena setiap perbuatan yang dikerjakan manusia bisa berdasarkan kehendak manusia itu sendiri(dalam artian berusaha sesuai kehendaknya) yang telah diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini manusia bisa mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena memiliki kemampuan dan tekad dalam diri manusia. Selanjutnya jika manusia sudah berusaha sesui kehendak secara maksimal, sisanya kita kembali kepada Tuhan dan dengan Kehendak-Nya.
Nama : Adelia Dian Keumalahayati
BalasHapusNIM : 52105120002
Perbedaan Aliran Qadariyah dan Muktazilah
- Aliran Qadariyah meyakini bahwa Allah tidak bertanggung jawab sama sekali terhadap perbuatan manusia karena Allah sepenuhnya telah memberikan akal kepada manusia. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
- Aliran Muktazilah adalah aliran yang banyak menggunakan pikiran atau argumen rasioan tetapi juga memakai al-qur'an dan hadist yang ada hubungannya dengan masalah aqidah untuk menahan pendirian mereka.
-Persamaan Aliran Qadariyah dan Muktazilah
Kedua aliran ini mempunyai persamaan manusia bebas melakukan perbuatan perbuatannya.
-Pendapat saya tentang aliran jabariyah saya kurang setuju dengan aliran ini, karena pada aliran jabariyah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia bersifat terpaksa.
Nama : Zulfah el husnah
BalasHapusNim : 52105120030
PERBEDAAN ALIRAN QADARIYAH DAN MU'TAZILAH
QADARIYAH
Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari bahasa Arab, yaitu qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminology atau istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya.
MU'TAZILAH
Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
Pendapat saya tentang aliran jabariyah saya kurang setuju karena aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa. Selain itu yang lebih berbahaya adalah selalu menyalahkan Tuhan untuk semua perbuatan buruk yang mereka lakukan. Semua kekeliruan ini berasal dari pemikiran bahwa manusia diibaratkan benda mati. Sebagai benda mati tentu saja tidak mampu melakukan apa pun.
Nama : Wahyu Istikhoma
BalasHapusNim : 52105120028
1. Perbedaan aliran Qodariyah dengan Muktazilah
-Qadariyah
Qadariyah berasal dari kata-kata qa-da-ra, yang memiliki arti kehendak. Sebuah paham teologi yang mengatakan bahwa apa yang terjadi pada diri manusia merupakan kehendak pribadi. Aliran ini dipegang oleh kalangan Mu’tazilah yang menempatkan akal pada posisi tertinggi, lebih tinggi dari wahyu. Menurut paham ini perbuatan manusia sepenuhnya merupakan tanggung jawab. Pada paham ini, dalam politik menganjurkan sebuah kontrol terhadap jalannya sebuah kepemimpinan, melalui kontrak sosial. Bahkan, paham ini meyakini bahwa Tuhan tidak bertanggung jawab sama sekali terhadap perbuatan manusia karena Tuhan sepenuhnya telah memberikan akal kepada manusia. Paham ini dipegang oleh aliran rasional, Mu’tazilah. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan perbuatannya.
- Muktazilah
Secara harfiah kata muktazilah berasal dari kata i'tazala yang berarti bersih atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri. Kata-kata ini diulang dalam Al-quran sebanyak sepuluh kali yang kesemuanya mempunyai arti sama yaitu al ibti'ad ani al syai-i yaitu menjauhi sesuatu. Secara terminologi sebagian ulama mendefinisikan muktazilah sebagai satu kelompok dari Qodariyah yang berselisih pendapat dengan umat islam. Kaum muktazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dibanding dengan persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan murji'ah. Munculnya aliran muktazilah sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran Khawarij dan murji'ah mengenai soal orang mukmin yang berdosa besar. Menurut orang Khawarij, orang mukmin yang berdosa besar tidak dapat dikatakan mukmin lagi, melainkan sudah menjadi kafir. Sementara itu, kaum murji'ah tetap menganggap orang mukmin yang berdosa besar itu sebagai mukmin bukan kafir. Istilah muktazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
2. Persamaan aliran Qodariyah dengan muktazilah adalah kedua aliran ini mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri, tidak ada paksaan pada manusia, manusia bebas melakukan perbuatan-perbuatan yang ia kehendaki.
3. Pendapat saya dalam menyikapi aliran jabariyah ialah kurang setuju karena jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendakNya. Disini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup. Jabariyah menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia pasti merasakan surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAMA : AINUN NADLIFA
BalasHapusNIM : 25105120035
A. Persamaan antara aliran Qadariyah dan Muktazilah
Para Kaum Qadariyah disino berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.dengan begitu dapat disimpulkan bahwa aliran ini menghanggap bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Sedangkan menurut pandangan Mu’tazilah Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua aliran ini menganggap bahwa setiap insan atau manusia memiliki kekuasan dan tidak mendapat paksaan dari allah.
B. Perbedaan antara kaum Qadariyah dan Muktazilah
Para penganut paham aliran qadariyah mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia dengan akal
Sedangkan para penganut aliran muktazilah berpandangan bahwa Tuhan telah memberikan kemerdekaan dan kebebasan bagi manusia dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, karena Tuhan tidak absolute dalam kehendak-Nya, dan Tuhan mempunyai kewajiban berlaku adil, berkewajiban menempati janji, berkewajiban memberi rizki.
C. Pendapat tentang menyikapi aliran Jabbariyah
Menurut pemikiran saya pada aliran jabariyah ini memandang bahwa manusia melakukan segala sesuatu peribadatan karena paksaan bukan karena rasa ikhlas dan keridhoan. Pada hakitnya sendiri manusia memiliki kehendak untuk melakukan maupun tidak melakukan.
Nama : al mar'atus sholihah
BalasHapusNim : 52105120004
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Perbedaan antara aliran qodariyah dengan mu'tazila adalah:
Kaum qodariyah berpendapat bahwa kaum manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Sedangkan aliran mu'tazila Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
Persamaan antara aliran qodariyah dengan mu'tazila itu sama-sama manusia itu bebas dan mempunyai kekuasaan (qudrah) untuk melaksanakan kehendak dan segala perbuatannya.
Pendapat saya tentang aliran jabariyah itu sangat keras karena aliran jabariyah itu lahir sebelum perhadapan islam karna itu pada waktu zaman sebelum islam datang masyarakat Arab aliran jabariyah itu sudah ada dan selalu memaksa dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa.
Nama: Muhammad Tajuddin Arif
BalasHapusNIM: 52105120031
Aliran Qodariyah dan Muktazilah
*Persamaan = pengertian dari kedua aliran merujuk pada pengertian yg sama yaitu bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri
*Perbedaan =
Aliran Qodariyah memiliki pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Aliran Muktazilah memiliki pengertian bahwa mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup .
*Pendapat saya dalam menyikapi aliran Jabariyah
Menurut pendapat saya,saya kurang setuju dengan paham tersebut,seperti dijelaskan pada pengertiannya bahwa Paham Jabariyah memandang manusia sebagai makhluk yang lemah dan tidak berdaya,manusia tidak sanggup mewujudkan perbuatan-perbuatannya sesuai dengan kehendak dan pilihan bebasnya dan perbuatan-perbuatan itu hanyalah dipaksakan Tuhan kepada manusia. Pada dasarnya segala ketentuan manusia memang sesuai dengan Qodo' dan Qodar dari Allah,tetapi manusia bebas memilih apakah mereka akan melakukan sesuatu ataupun tidak dan manusia mendapat kebebasan untuk itu.
Nama : Khoirima Amala
BalasHapusNIM : 52105120033
Persamaan antara aliran Qodariyah dengan Muktazilah :
Bahwa manusia adalah Mukhayyar, yaitu mempunyai kebebasan untuk memilih dan menentukan perbuatannya sendiri tanpa campur tangan dari Allah swt. Pendapat golongan Qadariyah dan Mu’tazilah didasarkan pada firman Allah swt. dalam (Q.S. ar-Ra’d [13] : 11)
Perbedaan antara aliran Qodariyah dengan Muktazilah :
• Aliran Qodariyah
Dalam ajarannya, aliran Qodariyah sangat menekankan posisi manusia yang amat menentukan dalam gerakan laku dan perbuatannya. Manusia dinilai mempunyai kekuatan unutuk melaksanakan kehendaknya sendiri atau untuk tidak melaksanakan kehendaknnya itu. Dalam menentukan keputusan yang menyangkut perbuatannya sendiri, manusialah yang menentukan, tanpa ada campur tangan Tuhan.
Suatu aliran yang percaya bahwa segala perbuatan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Sehingga setiap orang adalah pencipta dari perbuatannya sendiri.
• Aliran Muktazilah
kaum Muktazilah yang sedikit ekstrim dari kaum Qadariyah yang menambahkan pendapat kelompok kedua dengan pendapat bahwa Allah itu bukanlah yang menjadikan segala perbuatan makhluk, tetapi makhluk itu sendirilah yang menciptakan segala gerak-geriknya.
pendapat saya dalam menyikapi aliran Jabariyah ialah Jabariyah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Apabila aliran Jabariyah ini dipegangi secara kaku, sesungguhnya berbahaya dalam kehidupan sehari-hari, sebab dapat menjadikan manusia menjadi seorang yang pesimis dan apatis dalam hidupnya, karena merasa tidak ada keleluasaan dalam berusaha kecuali hanya menyerahkan segala sesuatunya kepada takdir Allah semata.
Nama : Rakhmat Nur Amanulloh
BalasHapusNIM : 52105120023
1. PERSAMAAN ALIRAN QODARIYAH DAN MUKTAZILAH
Adalah sama-sama mempunyai memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki
kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Serta Sama-sama memiliki penyimpangan / kesesatan di dalam hal meyakini tentang takdir.
2. PERBEDAAN ALIRAN QODARIYAH DAN MUKTAZILAH
ALIRAN QODARIYAH
Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
MUKTAZILAH
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah .
3. PENDAPAT SAYA MENYIKAPI ALIRAN JABARIYAH
Saya kurang setuju dengan aliran ini, karena aliran ini memiliki paham bahwa
manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa. Akibatnya manusia beraliran ini menjadi malas, tidak kreatif, menyerah sebelum bertanding dan pasrah terhadap apa pun juga.
Nama : Lintang Nur Feka
BalasHapusNIM : 52105120015
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Persamaan : - Aliran Qodariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya serta mempunyai kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan perbuatannya. - Aliran Mu'tazilah berpendapat bahwa mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima dan menafsirkan eksisensi dari sifat² Allah dan tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia untuk memiliki kekuasaan qodrat dalam meletakkan pilihannya dihidup ini.
Perbedaan : - Aliran Qodariyah berpendapat bahwa manusia mampu melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik perbuatan yang baik maupun yang buruk tanpa campur tangan dari Allah. - Aliran mu'tazilah berpendapat bahwa mereka tidak percaya kepada wahyu dan hanya mengakui kebenaran yang diperoleh angka atau rasio, mereka tidak hanya memakai argumen rasional tetapi juga memakai ayat2 alquran dan hadist untuk menahan pendirian mereka.
Pendapat saya tentang Aliran Jabariyah adalah tidak setuju karna mereka terlalu menekankan bahwa manusia harus tunduk dan menerima qada' dan qadar yang sudah ditakdirkan tanpa melakukan usaha untuk merubahnya karna sdah tidak ada pilihan untuk berusaha.
Nama : Zahrotun Najah.
BalasHapusNIM : 52105120029
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN QADARIYAH DAN JABARIYAH
Perbedaan antara kedua aliran Qadariyah dan Jabariyah adalah: aliran Qadariyah yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, Ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat buruk maupun berbuat jahat. Oleh karena itu, ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan yang dilakukannya dan juga berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan yang diperbuatnya.
Sedangkan aliran Jabariyah ini berpendapat bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qadha dan qadar Tuhan. Segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Adapun persamaannya, Qadariyah dan Jabariyah ini adalah sama-sama aliran kepercayaan (teologi) sesuai dengan konteks-politik yang terjadi.
Pendapat saya dalam menyikapi aliran jabariyah adalah Salah satu ciri keberhasilan penerapan sebuah metode terlihat pada partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Faham jabariyah dan faham qadariyah adalah salah satu isu kontroversi yang selalu menyisakan debat panjang di kalangan mahasiswa. Jadi, Pembelajaran menjadi bermakna apabila pembelajar memberikan perhatian penuh kepada materi pembelajaran yang sedang digeluti. Keseriusan di dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk pemilihan metode yang tepat. Ketepatan sebuah metode tergantung erat dengan karakteristik dari materi pembelajaran.
Nama:Anggi Dwi Wahyudi
BalasHapusNim:52105120007
Prodi:FAI
Perbedaan antara kedua aliran Qadariyah dan Jabariyah adalah: aliran Qadariyah yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.Sedangkan aliran Jabariyah ini berpendapat bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qadha dan qadar Tuhan. Segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Adapun persamaannya, Qadariyah dan Jabariyah ini adalah sama-sama aliran kepercayaan (teologi) sesuai dengan konteks-politik yang terjadi.
Untuk menyikapi aliran jabariah menurut saya tidak seharusnya kita seperti itu karena selain kita berdoa meminta pertolongan Alloh kita juga harus ikhtiar berusaha karena suatu tujuan tidak didasari usaha maka tidak akan berhasil.
Nama : M.sahlan As Safi'i
BalasHapusNim : 52105120019
Persamaan Qodariyah dan mu'tazilah adalah kedua aliran ini mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri, tidak ada paksaan pada manusia, manusia bebas melakukan perbuatan-perbuatan yang ia kehendaki.
Perbedaan Qodariyah dan mu'tazilah.
Qodariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
Mu'tazilah yaitu berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
Pendapat saya tentang aliran Jabariyah yaitu
Saya kurang setuju dengan aliran ini, karena aliran ini memiliki sifat yang memaksa, bukan karena ikhlas, melainkan paksaan.
NAMA : AULIYA ANGELI
BalasHapusNIM : 52105120008
PRODI : PAI
* PERBEDAAN aliran Qodariyah dengan Muktazilah
Qodariyah Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Mukthazilla istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
*PERSAMAAN Persamaan Qodariyah dan mu'tazilah adalah kedua aliran ini mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri, tidak ada paksaan pada manusia, manusia bebas melakukan perbuatan-perbuatan yang ia kehendaki.
* PENDAPAT SAYA dalam menyikapi aliran Jabariyah ialah memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Apabila aliran Jabariyah ini dipegangi secara kaku, sesungguhnya berbahaya dalam kehidupan sehari-hari, sebab dapat menjadikan manusia menjadi seorang yang pesimis dan apatis dalam hidupnya, karena merasa tidak ada keleluasaan dalam berusaha kecuali hanya menyerahkan segala sesuatunya kepada takdir Allah semata.
Nama : Muchammad Nurhasyim Hasanuddin
BalasHapusNim : 52105120017
-PERBEDAAN aliran Qodariyah dengan Muktazilah.
Qadariyah berasal dari kata-kata qa-da-ra, yang memiliki arti kehendak. Sebuah paham teologi yang mengatakan bahwa apa yang terjadi pada diri manusia merupakan kehendak pribadi. Aliran ini dipegang oleh kalangan Mu’tazilah yang menempatkan akal pada posisi tertinggi, lebih tinggi dari wahyu. Menurut paham ini perbuatan manusia sepenuhnya merupakan tanggung jawab. Pada paham ini, dalam politik menganjurkan sebuah kontrol terhadap jalannya sebuah kepemimpinan, melalui kontrak sosial.Bahkan, paham ini meyakini bahwa Tuhan tidak bertanggung jawab sama sekali terhadap perbuatan manusia karena Tuhan sepenuhnya telah memberikan akal kepada manusia. Paham ini dipegang oleh aliran rasional, Mu’tazilah.
-Aliran mu’tazilah
1. Asal usul mu’tazilah
Secara harifah kata mu’tazilah berasal dari kata I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri.
Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran Khawarij dan aliran Murji’ah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Menghadapi dua pendapat ini, Wasil bin Ata yang ketika itu menjadi murid Hasan al-Basri, seorang ulama terkenal di Basra, mendahuli gurunya dalam mengeluarkan pendapat. Wasil mengatakan bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi antara mukmin dan kafir. Tegasnya, orang itu bukan mukmin dan bukan kafir.
-PERSAMAAN Persamaan Qodariyah dan mu'tazilah adalah kedua aliran ini mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri, tidak ada paksaan pada manusia, manusia bebas melakukan perbuatan-perbuatan yang ia kehendaki.
-Pendapat saya dalam menyikapi aliran Jabariyah ialah Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa, sedangkan menurut al-Syahrafani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT. Oleh karena itu, aliran Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa. Dan Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).
Nama: Fina Imaniyah
BalasHapusNIM : 52105120012
Perbedaan~Jabariyah meyakini bahwa manusia hanyalah seperti boneka tidak punya kehendak, sehingga manusia dipaksa oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sedangkan Qodariyah kebalikannya, yaitu meyakini bahwa segala perbuatan makhluk di dunia ini semuanya adalah ciptaan atau kehendak mereka sendiri dan Allah tidak mengetahui dan menetapkannya.
Persamaan~Sama-sama memiliki penyimpangan/kesesatan di dalam hal meyakini tentang takdir.
Pendapat saya tentang aliran jabariyah..saya kurang setuju
karena adanya pemahaman ini bahwa segala sesuatu sudah ditentukan oleh tuhan, mempengaruhi adanya semangat untuk maju.
Nama : Fatimatus Zahro
BalasHapusNim : 52105120011
Prodi : FAI
Perbedaan aliran Qadariyah dan Mu'tazilah
Aliran Qadariyah menjelaskan bahwa segala perbuatan manusia itu di lakukan sendiri. Manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatanya atas kehendaknya sendiri, baik perbuatan baik ataupun perbuatan buruk. Oleh karena itu ia berhak mendapatkan pahala atas perbuatan baiknya dan mendapatkan hukuman atas perbuatan buruknya. Semua perbuatan manusia adalah pilihannya sendiri, bukan oleh kehendak atau takdir tuhan.
Secara Istilah Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk pada qadar atau kadar Tuhan. Dalam bahasa Inggrisnya paham ini
dikenal dengan nama free will dan free act. Dan secara bahasa berasal dari kata qadr
yang artinya kuasa atau berkuasa.Maksudnya manusia mempunyai
kekuasaan untuk mengatur dan menentukan berbuatannya sendiri.
Aliran Mu'tazilah ,Mu'tazilah berasal dari kata i'tazalah yang artinya terpisah atau memisahkan diri. Mu'tazilah di kenal sebagai aliran yang paling banyak menggunakan akal dalam pembahasan - pembahasan teologinya. Sehingga di juluki sebagai kaum rasionalis islam. aliran mu'tazilah ini meyakini bahwa akal itu lebih tinggi daripada dalil. dan akal lebih didahulukan daripada Al-qur'an dan hadis. Meskipun aliran mu'tazilah memberikan peranan yang besar kepada akal, namun tetap dalam keterbatasanya sebagai akal manusia , yang hanya mampu mengetahui baik dan buruknya sesuatu secara universal. Sedangkan kebaikan yang bersifat lokal dan varsial hanya dapat di ketahui oleh wahyu.
Persamaan aliran Qadariyah dan Mu'tazilah adalah kedua aliran ini sama sama percaya bahwa perbuatan manusia ini tidak di campuri oleh tangan Tuhan. Dan aliran Mu'tazilah sefaham dengan Qadariyah dengan faham free will. Dan kedua aliran ini mempunyai kewenangan untuk melakukan atas perbuatan dan kehendaknya sendiri.
pendapat saya tentang aliran jabariyah:saya kurang setuju dengan aliran ini. Karena aliran ini meyakini bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mewujudkan perbuatannya dan tidak memiliki kemampuan untuk memilih. Sementara dengan berusaha manusia punya kemampuan mewujudkan perbuatannya dan memiliki kemampuan untuk memilih dalam kehidupan ini.
Nama : Fahry Izzudin Prasetya
BalasHapusNIM : 52105120010
PRODI : Pendidikan Agama Islam
PERDEBAAAN aliran Qodariyah dengan Muktazilah
Qodariyah Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Mukthazilla istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
PERSAMAAN qodariyah dan muntazillah adalah kedua aliran inimempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan
PENDAPAT SAYA TTG ALIRAN JABARIYAH
( Saya kurang setuju dengan aliran jabariyah karna apa aliran inimemiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya sedngkan manusia Harus Memiliki Pilihan dan usaha dalam perbuatanya untuk Mengubah takdir Banyak pengaruh negatif yang dihasilkan oleh aliran ini. Paham bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan kekuasaan apa pun menyebabkan manusia menjadi apatis. Menjalani hidup dengan rasa pesimis, karena menganggap semuanya telah ditakdirkan sejak jaman azali)
Nama : Evelin Diah Gustari
BalasHapusNim : 52105120009
Sem :2/pendidikan agama Islam
PERDEBAAAN aliran Qodariyah dengan Muktazilah
Qodariyah Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Mukthazilla istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
PERSAMAAN qodariyah dan muntazillah adalah kedua aliran inimempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan
PENDAPAT SAYA TTG ALIRAN JABARIYAH
( Saya kurang setuju dengan aliran jabariyah karna apa aliran inimemiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya sedngkan manusia Harus Memiliki Pilihan dan usaha dalam perbuatanya untuk Mengubah takdir Banyak pengaruh negatif yang dihasilkan oleh aliran ini. Paham bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan kekuasaan apa pun menyebabkan manusia menjadi apatis. Menjalani hidup dengan rasa pesimis, karena menganggap semuanya telah ditakdirkan sejak jaman azali)
Nama : Akhmad Amin Aziz
BalasHapusNim : 52105120003
1. PERSAMAAN ALIRAN QODARIYAH DAN MUKTAZILAH
Adalah sama-sama mempunyai memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki
kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Serta Sama-sama memiliki penyimpangan / kesesatan di dalam hal meyakini tentang takdir.
2. PERBEDAAN ALIRAN QODARIYAH DAN MUKTAZILAH
ALIRAN QODARIYAH
Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
MUKTAZILAH
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah .
3. PENDAPAT SAYA MENYIKAPI ALIRAN JABARIYAH
Saya kurang setuju dengan aliran ini, karena aliran ini memiliki paham bahwa
manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini betul melakukan perbuatan, tetapi perbuatannya itu dalam keadaan terpaksa. Akibatnya manusia beraliran ini menjadi malas, tidak kreatif, menyerah sebelum bertanding dan pasrah terhadap apa pun juga.
Nama : Alfiyatun Nikmah Anjallina
BalasHapusNIM : 52105120005
Fakultas Agama Islam
Persamaan Qadariyah dan Mu’tazilah : Keduanya sama-sama berpendapat bahwa apa yang terjadi adalah memang karena dirinya sendiri, semua, yang dilakukan adalah atas dasar dirinya sendiri bukan karena allah.
Perbedaan Qadariyah dan Mu’tazilah : Qadariyah ialah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Sedangkan mu’tazilah ialah menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini.
Pendapat mengenai Jabariyah : Menurut saya aliran ini lebih baik dari aliran sebelumya, sebab aliran ini masih disandarkan kepada allah. Segala perbuatannya disandarkan kepada allah, dan masih mengakui kehendak allah. Tidak hanya kehendaknya sendiri. Meskipun itu semua terpaksa.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Muhammad Faiq Muchyiddin Al-hady
BalasHapusNIM : 52105120018
Prodi : Pendidikan Agama Islam
- Persamaan antara Aliran Qodariyah dan Aliran Mu'tazilah yaitu Apa yang terjadi pada diri manusia sudah kehendak pribadi dan terdapat porsinya masing-masing.
- Perbedaan
Aliran qodariyah : Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
Aliran Mu'tazilah : kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
- Pendapat saya dalam menyikapi Aliran Jabariyah ialah tidak bisa menilai aliran mana yang lebih baik dan benar karena terjadi perbedaan pendapat dan tidak lah bisa dinilai sekarang. Penilaian yang sesungguhnya akan diberikan oleh Allah SWT diakhirat nanti. Penilaian baik atau tidaknya suatu pendapat dalam pandangan manusia mungkin bisa dilakukan dengan cara mencoba menghubungkan pendapat aliran tersebut dengan masalah-masalah yang terjadi dan pendapat yang baik ialah pendapat yang berlaku di masyarakat dan dapat bertahan dalam kehidupan manusia.
Nama; Nisa'Ul Fauziyah
BalasHapusNIM:52105120020
1. Perbedaan aliran qodiriyyah dan Aaliran Mu'tazilah
Aliran qodiriyyah berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Aliran ini menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujdkan perbuatannya.
Aliran Mu'tazilah , kata mu'tazilah berasal dari I'tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri yang berarti juga menjauh aatau menjauhkan diri secara teknis, istilah mu'tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadialn dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
2. Persamaan Aliran qodiriyah dan Aliran Mu'tazilah
Sama sama memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan.
3. Pendapat saya tentang kaum jabariyah
Menurut saya , saya kurang setuju dengan aliran ini karna aliran ini memiliki paham bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya.
Nama : Fairuz Abbiyyu Zakia
BalasHapusNIM : 52105120034
Perbedaannya terletak pada paham tentang bagaimana posisi di hadapan kuasa Allah SWT. Aliran Qadariyah meyakini bahwa manusia memiliki kekuasaan penuh atas perbuatannya sendiri. Adapun paham aliran Jabariyah berada di kutub sebaliknya.
Dalam paham Jabariyah, pendapat Qadariyah yang menyatakan manusia memiliki kehendak yang bebas dan daya buat menentukan nasibnya sendiri, sudah melenceng dari ajaran Islam. Menjawab kemunculan Qadariyah, paham ini hadir menjadi aliran tersendiri.
Dari sisi bahasa, Jabariyah berasal dari bahasa Arab, "jabara" yang artinya memaksa. Jadi, orang-orang Jabariyah menganggap bahwa semua perbuatan manusia adalah "terpaksa".
Mereka meyakini manusia tidak memiliki kekuasaan apa pun atas kehendak dan nasibnya. Segala tindak-tanduknya, mulai ia lahir, bekerja, siapa jodohnya, hingga ajalnya sudah ditentukan Allah SWT.
Tidak hanya itu, selepas ia mati pun, Allah sudah menentukan apakah ia masuk surga atau neraka. Manusia tidak ikut campur sedikit pun atas takdir yang ia miliki. Maka itu, Asy-Syahratasāni pernah menulis, paham Jabariyah menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan secara mutlak menyandarkanya kepada Allah SWT.
• Pendapat saya tentang kaum jabariyah , saya tidak setuju dengan mereka yang mengatakan bahwa manusia tidak bisa meraih kemerdekaan mereka, dan hanya bisa mengikuti semua kehendak Allah. Menurut saya selagi dia mau berusaha dan berikhtiar untuk mendapatkan apa yang di inginkan insyaallah akan di kabulkan oleh Allah SWT, Allah akan mengabulkan permohonan dari hambanya yang mau bersungguh-sungguh dalam usahanya.
PERDEBAAAN aliran Qodariyah dengan Muktazilah
BalasHapusQodariyah Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Menurut faham Qadariyah, manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Dengan demikian nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Mukthazilla istilah Mu’tazilah menunjuk ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni Ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan.
PERSAMAAN qodariyah dan muntazillah adalah kedua aliran inimempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakkan pilihannya dalam hidup ini. Hal ini dianggap satu keadilan dimana manusia tidak dipaksa bahkan diberi kekuasaan
PENDAPAT SAYA TTG ALIRAN JABARIYAH
( Saya kurang setuju dengan aliran jabariyah karna apa aliran inimemiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya sedngkan manusia Harus Memiliki Pilihan dan usaha dalam perbuatanya untuk Mengubah takdir Banyak pengaruh negatif yang dihasilkan oleh aliran ini. Paham bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan kekuasaan apa pun menyebabkan manusia menjadi apatis. Menjalani hidup dengan rasa pesimis, karena menganggap semuanya telah ditakdirkan sejak jaman azali)
terima kasih anak2 atas partisipasinya...
BalasHapus