Kamis, 12 Mei 2022

Pemikiran Dan Tokoh Ahlussunnah Wal Jama’ah Asy’ariyah Dan Maturidiyah

 PPemikiran Abu Al Hasan Al Asy ary

Nama lengkap Al-asy’ari adalah Abu Al-hasan Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdab bin Abi Musa Al-asy’ari. Menurut beberapa riwayat, Al-asy’ari lahir di Bashrah pada tahun 260 H/ 875 M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324 H/ 935 M.

Menurut Ibn Asakir, ayah Al-asy’ari adalah seorang yang berfaham Ahlussunnah dan ahli hadist. Ia wafat ketika Al-asy’ari masih kecil. Sebelum wafat, ia berwasiat kepada seorang sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As-saji agar mendidik Al-asy’ari. Ibu Al-asy’ari, sepeninggal Ayahnya, menikah lagi dengan seorang tokoh Mu’tazilah yang bernama Abu Al- jubbai. Berkat didikan ayah tirinya itu, Al-asy’ari kemudian menjadi tokoh Mu’tazilah. Ia sering menggantikan Al-jubbai dalam perdebatan menentang lawan-lawan Mu’tazilah. Selain itu, banyak menulis buku yang membela alirannya.

Al-asy’ari menganut faham Mu’tazilah hanya sampai ia berusia 40 tahun. Selain itu, secara tiba-tiba ia mengumumkan dihadapan Jama’ah Masjid Bashrah bahwa dirinya telah meninggalkan faham Mu’tazilah dan menunjukkan keburukan-keburukannya. Menurut Ibn Asakir, yang melatar belakangi Al-asyari meninggalkan fahan Mu’tazilah adalah pengakuannya telah bermimpi dengan Rasulullah SAW. Sebanyak tiga kali, yaitu pada malam ke 10, ke 20, dan ke 30 bulan Ramadhan. Dalam ketiga mimpinya itu, Rasulullah memperingatkannya agar meninggalkan faham Mu’tazilah dan membela faham yang telah diriwayatkan dari beliau.

Jadi, Asy'ariyah adalah mazhab teologi yang disandarkan kepada Imam Abul Hasan al- Asy'ari (w.324 H/935 M). Asy'ariyah mengambil dasar keyakinannya dari pemikiran dari Abu Muhammad bin Kullab dalam meyakini sifat-sifat Allah.

doktrin teologi dan pemikiran Aswaja Asy’ariy


Formulasi pemikiran Al-asy’ari, secara esensial, menampilkan sebuah upaya sintesis antara formulasi ortodoks ekstrim disatu sisi dan mu’tazilah disisi lain. Dari segi etosnya,

pergerakan tersebut memiliki semangat ortodoks. Aktualitas formulasinya jelas menampakkan sifat yang reaksionis terhadap Mu’tazilah, sebuah reaksi yang tak dapat dihindarinya. Corak pemikiran yang sintesis ini, menurut Watt, barangkali dipengaruhi teologi Kullabiah(teologi sunni yang dipelopori Ibn Kullab).

Pemikiran-pemikiran Al-asy’ari yang terpenting adalah sebagai berikut :

a.       Tuhan dan sifat-sifatnya

Perbedaan pendapat dikalangan Mutakallimin mengenai sifat-sifat Allah SWT tak dapat dihindarkan walaupun mereka setuju bahwa mengesakan Allah adalah wajib. Al- asy’ari dihadapkan pada 2 pandangan ekstrim. Disatu pihak ia berhadapan dengan kelompok Mujassimah (antropomorfis) dan kelompok Musyabbihah yang berpendapat bahwa Allah memiliki semua sifat yang disebut dalam Al-Qur’an dan sunnah dan sifat- sifat itu harus difahami menurut arti harfiahnya. Dilain pihak, ia berhadapan dengan kelompok Mu’tazilah yang berpendapat banwa sifat-sifat Allah tidak lain selain esensinya. Adapun tangan, kaki, telinga Allah atau Arsy atau kusri tidak bolehdiartikan secara harfiah, melainkan harus dijelaskan secara alegoris.

Menghadapi 2 kelompok tersebut Al-asy’ari berpendapat bahwa Allah memang memiliki sifat-sifat itu seperti mempunyai tangan dan kaki, dan ini tak boleh diartikan secara harfiah, melainkan secara simbolis ( berbeda dengan kelompok sifatiah). Selanjutnya, Al-asy’ari berpendapat bahwa sifat-sifat Allah itu unik sehingga tak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat manusia yang tampaknya mirip. Sifat-sifat Allah berbeda dengan Allah sendiri, tetapi sejauh menyangkut realitasnya (haqiqah) tak terpisah dari esensinya. Dengan demikian, tak bebeda dengannya.

b.      Kebebasan dalam berkehendak (free-will)

Dalam hal apakah manusia memiliki kemampuan untuk memilih, menentukan, serta mengaktualisasikan perbuatannya? Dari dua pendapat yang ekstrim, yakni Jabariyah yang fatalistik dan menganut faham pra-determinisme semata-mata dan Mu’tazilah yang menganut faham kebebasan mutlak dan berpendapat bahwa manusia menciptakan perbuatannya sendiri, Al-asy’ari membedakan antara khaliq dan kasb. Menurutnya, Allah adalah pencipta (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang mengupayakannya (Muktasib). Hanya Allah lah yang mampu menciptakan segala sesuatu (termasuk keinginan manusia).

c.       Akal dan wahyu dan kriteria baik dan buruk

Walaupun Al-asy’ari dan orang-orang Mu’tazilah mengakui pentingnya akal dan wahyu, mereka berbeda dalam menghadapi persoalan yang memperoleh penjelasan kontradiktif dari akal dan wahyu. Al-asy’ari mengutamakan wahyu, sementara Mu’tazilah mengutamakan akal.

Dalam menentukan baik buruk pun terjadi perbedaan pendapat antara mereka. Al- asy’ari berpendapat bahwa baik dan buruk harus berdasarkan pada wahyu, berdasarkan Mu’tazilah mendasarkannya pada akal.

d.      Qadimnya Al-Qur’an

Al-asy’ari dihadapkan pada dua pandangan ekstrim dalam persoalan Qadimnya Al- Qur’an. Mu’tazilah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an diciptakan (makhluk) sehingga tidak Qadim serta pandangan mazhab Hambali dan Zahiriyah yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah, (yang Qadim dan yang tak diciptakan). Zahiriyah bahkan berpendapat bahwa semua huruf, kata, dan bunyi Al-Qur’an adalah Qadim. Dalam rangka mendamaikan kedua pandanganyang saling bertentangan itu, Al-asy’ari mengatakan bahwa walaupun Al-Qur’an terdiri atas kata-kata, huruf dan bunyi, semua itu tak melekat pada esensi Allah dan karenanya tidak Qadim. Nasution mengatakan bahwa Al-Qur’an bagi Al-asy’ari tidaklah diciptakan sebab kalau ia diciptakan, sesuai dengan Q.S. An-Nahl [16]: 40 yang artinya : “ Jika kami menghendaki sesuatu. Kami bersabda, “Terjadilah” maka ia pun terjadi “.

e.       Melihat Allah

Al-asy’ari tak sependapat dengan kelompok ortodoks ekstrim, terutama Zahiriyah, yang menyatakan bahwa Allah dapat dilihat di akhirat dan mempercayai bahwa Allah bersemayan di Arsy. Selain itu, ia tidak sependapat dengan Mu’tazilah yang mengingkari ru’yatullah (melihat Allah) di akhirat.Al-asy’ari yakin bahwa Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ru’yat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilamana ia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.

f.          f. Keadilan

Pada dasarnya Al-asy’ariyah dan Mu’tazilah setuju bahwa Allah itu adil. Mereka hanya berbeda dalam memandang makna keadilan. Al-asy’ariyah tidak sependapat

dengan Mu’tazilah yang mengharuskan Allah berbuat adil sehingga dia harus menyiksa orang yang salah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat baik. Menurutnya, Allah tak memiliki keharusan apapun karena ia adalah penguasa mutlak. Dengan demikian, jelaslah bahwa mu’tzilah mengartikan keadilan dari visi manusia yan memiliki dirinya, sedangkan Al-asy’ariyah dari visi bahwa Allah aadalah pemilik mutlak.

g.      Kedudukan orang berdosa

Al-asy’ariyah menolak ajaran posisi menengah yang dianut Mu’tazilah. Mengingat kenyataan bahwa iman merupkan lawan kufr, predikat bagi seseorang haruslah salah satu diantaranya. Jika tidak mukmin, ia kafir. Oleh karena itu, Al-asy’ari berpendapat bahwa mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufr.

 Pemikiran Abu Mansur Al Maturidy

Abu Manshur Al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tengah, daerah yang sekarang disebut Uzbekistan. Tahun kelahirannya tidak diktahui secara pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan pertengahan abad ke-3 H. Ia wafat pada tahun 333 H/ 944 M. Gurunya dalam bidang Fiqih dan teologi bernama Nasyr bin Yahaya Al-Balakhi. Beliau wafat pada tahun 268 H. Al- Maturidi hidup pada masa khalifah Al-Mutawakil yang memerintah pada tahun 232-274/ 874-861 M.

Karir pendidikan Al-Maturidi lebih dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi daripda fiqih. Ini dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dalam menghadapi faham-faham teologi yang banyak berkembang pada masyarakat islam, yang dipandangnya tak sesuai dengan kaidah yang benar menurut akal dan syara. Pemikiran-pemikirannya banyak dituangkan dalam bentuk karya tulis, diantaranya diantaranya ialah kitab tauhid,ta’wil Al- Qur’an, makhaz asy-syara’i, al-jadl, ushul fi ushul ad-din, dan masih banyak lagi. Selain itu, ada pula karangan-karangan yang diduga ditulis oleh Al-Maturidi, yaitu risalah fi al-aqaid dan syarh fiqh al-akbar.

Dapat disimpulkan, bahwa aliran Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami. Dilihat dari metode berpikir aliran Maturidiyah, berpegang pada keputusan akal pikiran dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syara'. Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-qur'an dan akal. Dalam hal ini ia sama dengan Asyari, namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asyari. Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal.

 

a.       Akal dan wahyu

Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-Qur’an dan akal. Dalam hal ini, ia sama dengan Al-Asy’ari. Namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar daripada yang diberikan oleh Al-Asy’ari. Dalam masalah baik buruknya, ia berpendapat bahwa penentu baik dan buruknya sesuatu terletak pada sesuatu itu sendiri,sedangkan perintah atau larangan syari’ah hanyalah mengikuti ketentuan akal mengenai baik dan buruknya sesuatu.

Al-Maturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal pada tiga macam yaitu:

1.      Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu

2.      Akal dengan sendirinya hanya hanya mengetahui keburukan sesuatu itu

3.      Akal tak mengtahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk ajaran wahyu.

b.      Perbuatan manusia

Menurut Al-Maturidi perbuatan manusia adalah ciptaan tuhan karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan-Nya. Khusus mengenai perbuatan manusia, kebijaksanaan dan keadilan kehendak tuhan mengharuskan manusia memiliki kemampuan berbuat(ikhtiar) agar kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakannya. Dalam hal ini, Al-Maturidi mempertemukan antara ikhtiar sebagai perbuatan manusia dan qudrat tuhan sebagai pencipta perbuatan manusia. Tuhan menciptakan daya(kasb) dalam diri manusia dan manusia bebas memakainya. Daya-daya tersebut diciptakan bersamaan dengan perbuatan manusia. Dengan demikian, tidak ada

pertentangan antara qudrat tuhan yang menciptakan perbuatan manusia dan ikhtiar yang ada pada manusia. Karena daya diciptakan dalam diri manusia dan perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan manusia sendiri dalam arti yang sebenarnya, maka tentu daya itu juga daya manusia. Dalam masalah pemakaian daya ini, Al-Maturidi membawa faham Abu Hanifah, yaitu adanya Masyiah(kehendak) dan ridha(kerelaan).

c.       Kekuasaan dan kehendak mutlak tuhan

Telah diuraikan diatas bahwa perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud ini, yang baik atau yang buruk adalah ciptaan tuhan. Akan tetapi, pernyatan ini menurut Al-Maturidi bukan berarti bahwa tuhan berbuat dan berkehendak dengan sewenang- wenang serta kehendak-Nya semata. Hal ini karena qudrat tuhan tak sewenang- wenang(absolut), tetapi perbuatan dan kehendak-Nya itu berlangsung sesuai hikmah dan keadilan yang sudah diciptakan-Nya sendiri.

d.      Sifat Tuhan

Al-Maturidi berpendapat bahwa sifat itu tidak dikatakan sebagai esensi-Nya. Sifat- sifat tuhan itu mulzamah (ada bersama) dzat tanpa terpisah (innaha lam takun ainad-dzat wa la hiya ghairuhu). Menetapkan sifat bagi Allah tidak harus membawanya pada pengertian anthropomorphisme karena sifat tidak berwujud sendiri dari dzat, sehingga berbilangnya sifat tidak akan membawa kepada berbiangnya yang qadim (taaddud al- qudama).

Tampaknya faham Al-Maturidi tentang makna sifat tuhan cenderung mendekati faham Mu’tazilah. Perbedaan keduanya terletak pada pengakuan Al-maturidi tentang adanya sifat-sifat tuhan, sedangkan Mu’tazilah menolak adanya sifat-sifat tuhan.

e.       Melihat Tuhan

Al-Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat tuhan. Hal ini diberitakan oleh Al-Qur’an, antara lain firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 22-23.

Al-maturidi lebih lanjutmengatakan bahwa tuhan kelak di akhirat dapat dilihat dengan mata, karena tuhan mempunyai wujud walaupun ia immaterial. Namun melihat tuhan, kelak di akhirat tidak dalam bentuknya ( bila kaifa ), karena keadaan di akhirat tak sama dengan keadaan di dunia.

f.       Kalam Tuhan

Al-Maturidi membedakan antara kalam dengan kalam nafsi(makna abstrak), kalam nafsi adalah sifat qadim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan kata- kata ialah baharu(hadist).

Menurut Al-Maturidi, Mu’tazilah memandang Al-Qur’an sebagai yang tersusun dari huruf-huruf dan kata-kata, sedangkan Al-Asy’ari memandangnya dari segi makna abstrak. Dalam konteks ini, pendapat Al-Asy’ariyah juga memiliki kesamaan dengan pendapat Al-Maturidiyah, karena yang dimaksud Al-Asy’ari dengan sabda adalah makna abstrak tidak lain dari kalam nafsi menurut Al-Maturidiyah dan itu memang bersifat kekal.

g.      Perbuatan Manusia

Menurut Al-Maturidiyah, tidak ada ssuatu yang terdapat dalam wujud ini, kecuali semuanya atas kehendak Tuhan, dan tak ada yang memaksa atau membatasi kehendak tuhan, kecuali krna adanya hikmah dan keadilan yang ditentukan-Nya. Setiap perbuatan Tuhan yang bersifat mencipta atau kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada manusia tak lepas dari hikmah dan keadilan yang dikehendaki-Nya. Kewajiban-kewajiban tersebut antara lain:

1.      Tuhan tak akan membebankan kewajiban-kewajiban kepada manusia diluar kemampuannya karena hal tersebut tak sesuai dengan keadilan, dan manusia juga diberi kemerdekaan oleh tuhan dalam kemampuan dan perbuatannya.

2.      Hukuman atau ancaman dan janji terjadi karena merupakan tuntutan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya.

h.      Pengutusan Rasul

Akal tak selamanya mengetahui kewajiban yang dibebankan kepada manusia, saperti kewajiban mengetahui baik dan buruk serta kewajiban lainnya dari syariat yang dibeban kepada manusia. Oleh karena itu, menuru Al-Maturidi, akal memerlukan bimbingan ajaran wahyu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban tersebut. Jadi, pengutusan Rasul berfungsi sebagai sumber informasi. Tanpa mengikuti ajaran wahyu yang disampaikan Rasul berarti manusia telah membebankan sesuatu yang berada diluar kemampuannya kepada akalnya.

Pandangan Al-Maturidi ini tak jauh berbeda dengan pandangan Mu’tazilah yang berpendapat bahwa pengutusan Rasul ke tengah-tengah umatnya adalah kewajiban tuhan agar manusia dapat berbuat baik dan terbaik dalam kehidupannya.

i.        Pelaku dosa besar (murtakib al-kabir)

Al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan tidak kekal dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertaubat. Hal ini karena tuha telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya. Kekal didalam neraka adalah balasan untuk orang yang berbuat dosa syirik. Dengan demikian, berbuat dosa besar selain syirik tak akan menyebabkan pelakunya kekal didalam neraka. Oleh karena itu, perbuatan dosa besar(selain syirik) tidaklah menjadikan seseorang kafir atau murtad. Menurut Al-Maturidi, iman itu cukup dengan tashdiq dan iqrar, sedangkan amal adalah penyempurnaan iman. Oleh karena itu, amal tidak akan menambah atau mengurangi esensi iman, kecuali hanya menambah atau mengurangi sifatnya saja.



TUGAS

Jelaskan persamaan dan perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia, menurut anda mana konsep yang lebih rasional, sertailah dengan alasan anda!


26 komentar:

  1. Nama : Muchammad Nurhasyim Hasanuddin

    Nim : 52105120017
    Prodi : Pendidikan Agama Islam

    - Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu

    Pemikiran Asy`ary dan Maturidy memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya. Keduanya sepakat bahwa Tuhan akan melaksanakan janji-Nya. Seperti memberikan pahala kepada yang berbuat baik dan memberi siksa kepada yang berbuat jahat. Dan pandangan Asy`ary sama dengan pandangan Maturidy. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim. Mereka berselisih paham dengan Mu`tazilah yang berpendapat bahwa Al-Quran itu makhluq.

    Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ary dan Maturidy

    - Perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia :


    Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Qadariyah.

    Pandangan Asy`ary berbeda dengan pandangan Maturidy. Menurut Maturidy, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidy lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.

    * Tentang fungsi akal
    Akal bagi aliran Asy’ary tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidy akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.

    * Tentang Janji dan ancaman Tuhan
    Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidy beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    * Tentang sifat Tuhan
    Pemikiran Asy`ariyah dan Maturidy memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya. Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya.

    * Tentang Al-Quran
    Pandangan Asy`ary sama dengan pandangan Maturidy. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim. Mereka berselisih paham dengan Mu`tazilah yang berpendapat bahwa Al-Quran itu makhluq.

    * Tentang Kewajiban Tuhan
    Pandangan Asy`ary berbeda dengan pandangan Maturidy. Maturidy berpendapat bahwa Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. Pendapat Maturidy ini sejalan dengan pendapat Mu`tazilah.


    - Dan menurut pendapat saya,konsep yang lebih rasional yaitu al Maturidy, karena gagasan yang muncul karena suatu pemikiran yang mengandalkan logika, sehingga mengarah pada jalan pemikiran yang masuk akal.juga meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, objektif, tajam, dan menggunakan asas-asas sistematis.

    BalasHapus
  2. Nama : Vicky Nurhidayah
    Nim : 52105120027

    - Persamaan Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia. Kedua aliran besar ini yaitu Asy’ariyah dan Maturidiyah sama-sama memiliki misi dan tujuan yang kompak yaitu membantah doktrin-doktrin muktazilah, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang tokoh teolog Islam Abul Hasan an-Nadawi: “dunia Islam telah mengakui keilmuan dan jasa-jasa mereka hingga berpindahnya teologi Islam dari Muktazilah kepada Ahlussunnah”. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya. Pandangan Asy`ariyah serupa dengan Maturidiyah bahwa perbuatan diciptakan oleh Tuhan, serta direalisasikan dengan al-kasb, Dalam masalahal-kasb, Maturidiyah berpendapat bahwa yang berpengaruh pada hakikat perbuatan adalah kuasa Allah, adapun yang mempengaruhi sifat perbuatan adalah daya manusia dan inilah yang dinamakan al-kasb. Adapun Asy’airah mereka berpendapat bahwa al-kasb yaitu daya upaya manusia yang terjadi dengan kuasa Allah.

    - Perbedaan Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia.
    1. Al Asy'ary. Perbuatan Manusia menurut aliran Asy'ary yaitu Tuhan berkuasa dan berkehendak
    mutlak. Bahkan al-Ghazāliy menyebutkan bahwa Tuhan dapat berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Oleh sebab itu, Tuhan bisa saja memberikan beban di luar kemampuan manusia. Tuhan bisa saja memberi upah kepada orang kafirdan menyiksa orang yang berbuat baik jika demikian yang dikehendaki-Nya. Hal ini disebabkan karena Tuhan tidak terikat kepada janji-janji, norma-norma keadilan, dan lain-lain.
    2. Al Maturidy. Perbuatan manusia menurut aliran Mu’tazilah memandang bahwa manusia
    mempunyai daya yang besar dan bebas oleh karena itu Mu’tazilah sepaham dengan aliran
    Qadariyah tentang perbuatan manusia. Manusialah yang menciptakan perbuatan
    perbuatannya. Manusia sendiri yang berkuasan untuk melakukan yang baik dan yang
    buruk. Kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan adalah kehendak manusia sendiri. Mu’tazilah
    menggunakan dalil As-Sajdah (32) : 7 “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan
    sebaik baiknya.”15 Yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah semua perbuatan Tuhan
    adalah baik. Dengan demikian perbuatan manusia bukanlah perbuatan Tuhan. Karena di
    antara perbuatan manusia ada perbuatan jahat. Maka manusia akan mendapatkan balas jika
    melakukan perbuatan jahat. Sekiranya perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan maka
    balasan dari Tuhan tidak akan ada artinya.

    - Menurut saya konsep yang lebih rasional yaitu Al Maturidiyah dari pada Al Asy'ariyah, karena dalam Al Asy'ariyah tuhan berkuasa dan berkehendak mutlak, dan bahwa Tuhan dapat berbuat apa saja yang dikehendakinya, oleh sebab itu, tuhan bisa saja memberikan beban diluar kemampuan manusia. Tetapi pada dasarnya tuhan tidak akan memberi beban diluar kemampuan manusia. Jadi saya lebih setuju dengan konsep Al Maturidy karena manusia diberi akal dan manusia bisa berfikir sendiri yang berkuasa untuk melakukan perbuatan yang baik dan buruk. Dan kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan adalah kehendak manusia sendiri.

    BalasHapus
  3. Nama : Adelia Dian Keumalahayati
    NIM : 52105120002

    -Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia
    Pemikiran Asy`ary dan Al Maturidy memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya.
    Pandangan Asy`ary sama dengan pandangan Maturidy. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim. Mereka berselisih paham dengan Mu`tazilah yang berpendapat bahwa Al-Quran itu makhluk.
    Pandangan Asy`ariy dan pandangan Maturidy sama-sama mengatakan bahwa seorang mukmin yang melakukan dosa besar tidak menjadi kafir dan tidak gugur ke-Islamannya. Sedangkan Mu`tazilah mengatakan bahwa orang itu berada pada tempat diantara dua tempat “Manzilatun baina manzilatain”.
    Keduanya sepakat bahwa Tuhan akan melaksanakan janji-Nya. Seperti memberikan pahala kepada yang berbuat baik dan memberi siksa kepada yang berbuat jahat.[34]
    Keduanya sama-sama sependapat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung informasi tentang bentuk-bentuk pisik jasmani Tuhan harus ditakwil dan diberi arti majaz dan tidak diartikan secara harfiyah. Az-Zubaidi menyatakan bahwa jika dikatakan Ahlus Sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy'ary dan Maturidy

    -Perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu

    Pandangan Asy`ary berbeda dengan pandangan Maturidy. Maturidy berpendapat bahwa Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. Pendapat Maturidiyah ini sejalan dengan pendapat Mu`tazilah.
    Pandangan Asy`ary berbeda dengan pandangan Maturdy. Maturidy berpendapat bahwa Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. Pendapat Maturidiyah ini sejalan dengan pendapat Mu`tazilah.

    -Menurut saya Al Maturidy lebih rasional karena mendasarkan pada Al-qur'an dan manusia tidak bisa melanggar kehendak tuhan maka hal itu tidak berarti bahwa manusia tidak mempunyai pilihan dan kebebasan. Tuhan dalam paham Maturidy menghendaki yang baik dan yang buruk dengan demikian manusia tidak dapat melanggar kehendak Tuhan.

    BalasHapus
  4. Nama : Rofiati Auwaliyah
    Nim : 52105120024

    Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    • Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    • Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    • Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    • Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya.
    • Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.

    Perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Qadariyah.
    Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.

    Menurut pendapat saya konsep yang lebih rasional ialah konsep Al-asy’ari karena Al-asy’ari membedakan antara khaliq dan kasb. Allah adalah pencipta (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang mengupayakannya (Muktasib). Jadi dalam hal ini Allah yang menciptakan perbuatan manusia tetapi manusia sendiri yang mengupayakan perbuatan tersebut apakah baik maupun buruk.

    BalasHapus
  5. Nama : Khoirima Amala
    NIM : 52105120033

    • Persamaan Konsep AL-ASY’ARIY dengan Konsep AL-MATURIDIY Tentang Perbuatan Manusia :
    1. Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    2. Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    3. Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    4. Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an pada surat al-Qiyamah : 23 :
    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.”
    5. Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.”(Ittihafus Sadatil Muttaqin 2 : 6)
    Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan : “Ketahuilah bahwa pokok semua aqaid ahlu sunnah wal jama’ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.”(Ar-Raudhatul Bahiyyah oleh Abi Hudibah hal.3)


    • Perbedaan Konsep AL-ASY’ARIY dengan Konsep AL-MATURIDIY Tentang Perbuatan Manusia :
    1. Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    2. Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    3. Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    • Menurut saya dalam banyak hal, pemikiran teologis Al-Maturidi lebih rasional dari pada pemikiran Al-Asy’ari. Pendapatnya Iebih dekat dengan Mu'tazilah, seperti dalam menjelaskan tentang kewajiban Allah terhadap manusia, beban di luar kemampuan manusia, pelaku dosa besar, kemampuan akal dan fungsi wahyu, pengiriman rasul serta janji dan ancaman.  Tetapi juga kadang-kadang berposisi di tengah-tengah antara faham Mu’tazilah dan Al-Asy'ari, seperti dalam menjelaskan tentang sifat Allah, kalam Allah, dan perbuatan manusia. Walaupun Al-Maturidi sama-sama tokoh Ahlus Sunah Wal- Jama’ah dengan Al-Asy'ari, namun secara garis besar pendapat-pendapatnya lebih dekat dengan Mu'tazilah.  Ini menunjukkan bahwa pemikiran-pemikiran teologis Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak sedikit yang berdekatan dengan faham Mu’tazilah.  


    BalasHapus
  6. Nama : Ana Rohilah Ila Maghfirotillah
    Nim : 52105120006

    •Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an:
    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.” (Al-Qiyamah: 23)
    Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.

    •Perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Qadariyah.
    Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.

    Dan menurut pendapat saya, konsep yang lebih rasional yaitu al Maturidy, karena dalam pemikiran teologinya Al-Maturidi mendasarkan pada Al-qur'an dan akal. Dalam hal ini ia sama dengan Asyari, namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asyari. Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal.

    BalasHapus
  7. Nama : Zulfah el husnah
    Nim : 52105120030

    Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya.
    Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.”(Ittihafus Sadatil Muttaqin 2 : 6).
    Perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    1.Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    2. Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    3. Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    Menurut pendapat saya konsep yang lebih rasional ialah konsep Al maturidi karena aliran Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami. Dilihat dari metode berpikir aliran Maturidiyah, berpegang pada keputusan akal pikiran dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syara'. Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-qur'an dan akal. Dalam hal ini ia sama dengan Asyari, namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asyari. Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal.

    BalasHapus
  8. Nama : Evelin Diah Gustari
    Nim : 52105120009
    Prodi : pendidikan agama Islam
    Sem : 2
    Menurut aliran Asy'ary mengetahui Tuhan diwajibkan dengan Syara', sedangkan aliran Maturidi mengetahui diwajibakan dengan akal.

    Menurut aliran Asy'ary sesuatu perbuatan tidak mempuyai sifat baik dan buruk, tetapi baik dan buruk karena diperintahkan oleh Syara'. Sedangkan menurut aliran Maturidi setiap perbuatan itu sendiri ada sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk.


    Menurut pendapat saya konsep yang lebih rasional adalah konsep Al maturidi karena aliran Al maturidi hasil pemikiran nya menggunakan akal yang lebih luas daripada Al asyari

    BalasHapus
  9. NAMA : AULIYA ANGELI
    NIM : 52105120008

    A. PERSAMAANNYA
    1. Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    2. Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    3. Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    4. Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an pada surat al-Qiyamah : 23 :
    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.”
    5. Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.”(Ittihafus Sadatil Muttaqin 2 : 6)
    Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan : “Ketahuilah bahwa pokok semua aqaid ahlu sunnah wal jama’ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.”(Ar-Raudhatul Bahiyyah oleh Abi Hudibah hal.3)
    B. PERBEDAANNYA
    1. Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    2. Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    3. Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.


    => Menurut saya Al Maturidy lebih rasional karena mendasarkan pada Al-qur'an dan manusia tidak bisa melanggar kehendak tuhan maka hal itu tidak berarti bahwa manusia tidak mempunyai pilihan dan kebebasan. Tuhan dalam paham Maturidy menghendaki yang baik dan yang buruk dengan demikian manusia tidak dapat melanggar kehendak Tuhan.

    BalasHapus
  10. Nama : Muhammad Tajuddin Arif
    NIM : 52105120031

    • Persamaan Konsep AL-ASY’ARIY dengan Konsep AL-MATURIDIY Tentang Perbuatan Manusia :
    1. Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    2. Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    3. Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    4. Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an pada surat al-Qiyamah : 23 :
    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.”
    5. Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.”(Ittihafus Sadatil Muttaqin 2 : 6)
    Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan : “Ketahuilah bahwa pokok semua aqaid ahlu sunnah wal jama’ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.”(Ar-Raudhatul Bahiyyah oleh Abi Hudibah hal.3)


    • Perbedaan Konsep AL-ASY’ARIY dengan Konsep AL-MATURIDIY Tentang Perbuatan Manusia :
    1. Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    2. Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    3. Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    • Menurut saya dalam banyak hal, pemikiran teologis Al-Maturidi lebih rasional dari pada pemikiran Al-Asy’ari. Pendapatnya Iebih dekat dengan Mu'tazilah, seperti dalam menjelaskan tentang kewajiban Allah terhadap manusia, beban di luar kemampuan manusia, pelaku dosa besar, kemampuan akal dan fungsi wahyu, pengiriman rasul serta janji dan ancaman. Tetapi juga kadang-kadang berposisi di tengah-tengah antara faham Mu’tazilah dan Al-Asy'ari, seperti dalam menjelaskan tentang sifat Allah, kalam Allah, dan perbuatan manusia. Walaupun Al-Maturidi sama-sama tokoh Ahlus Sunah Wal- Jama’ah dengan Al-Asy'ari, namun secara garis besar pendapat-pendapatnya lebih dekat dengan Mu'tazilah. Ini menunjukkan bahwa pemikiran-pemikiran teologis Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak sedikit yang berdekatan dengan faham Mu’tazilah.

    BalasHapus
  11. Nama : Fairuz Abbiyyu Zakia
    NIM: 52105120034
    • Persamaan
    Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya.
    • Perbedaan
    1. Tentang perbuatan manusia.
    Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Qadariyah.
    Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.
    2. Tentang fungsi akal
    Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    3. Tentang Janji dan ancaman Tuhan
    Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.
    4. Tentang sifat Tuhan
    Pemikiran Asy`ariyah dan Maturidiyah memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya. Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya.
    5. Tentang Al-Quran
    Pandangan Asy`ariyah sama dengan pandangan Maturidiyah. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim. Mereka berselisih paham dengan Mu`tazilah yang berpendapat bahwa Al-Quran itu makhluq.
    6. Tentang Kewajiban Tuhan
    Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Maturidiyah berpendapat bahwa Tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. Pendapat Maturidiyah ini sejalan dengan pendapat Mu`tazilah.
    7. Tentang Pelaku Dosa Besar
    Pandangan Asy`ariyah dan pandangan Maturidiyah sama-sama mengatakan bahwa seorang mukmin yang melakukan dosa besar tidak menjadi kafir dan tidak gugur ke-Islamannya. Sedangkan Mu`tazilah mengatakan bahwa orang itu berada pada tempat diantara dua tempat “Manzilatun baina manzilatain”.
    8. Tentang Janji Tuhan
    Keduanya sepakat bahwa Tuhan akan melaksanakan janji-Nya. Seperti memberikan pahala kepada yang berbuat baik dan memberi siksa kepada yang berbuat jahat.
    9. Tetang Rupa Tuhan
    Keduanya sama-sama sependapat bahwa ayat-ayat Al-Quran yang mengandung informasi tentang bentuk-bentuk pisik jasmani Tuhan harus ditakwil dan diberi arti majaz dan tidak diartikan secara harfiyah.
    Az-Zubaidi menyatakan bahwa jika dikatakan Ahlus Sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.
    Menurut pendapat saya, konsep yang lebih rasional yaitu al Maturidy, karena dalam pemikiran teologinya Al-Maturidi mendasarkan pada Al-qur'an dan akal, manusia tidak bisa melanggar kehendak tuhan maka hal itu tidak berarti bahwa manusia tidak mempunyai pilihan dan kebebasan. Setiap manusia memiliki pilihan dan kebebasan masing-masing, akan tetapi semua pilihan Manusia itu sendiri juga tetap dalam kehendak Allah SWT.

    BalasHapus
  12. Nama : Wahyu Istikhoma
    Nim : 52105120028

    Persamaan dan perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia
    1. Persamaan antara Al-Asy’ary dan Al-Maturidy
    Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah. Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya. Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.

    Al-Asy’ary dan Al-Maturidy juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an:
    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.” (Al-Qiyamah: 23)

    Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ary dan Maturidy dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ary dan Maturidy”
    Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan : “Ketahuilah bahwa pokok semua aqaid ahlu sunnah wal jama’ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Al-Asy’ary dan Al-Maturidy"

    2. Perbedaan Antara Asy’ary dan Al-Maturidy tentang perbuatan manusia
    Pandangan Asy`ary berbeda dengan pandangan Maturidy. Menurut Maturidy, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.
    Perbuatan manusia adalah ciptaan Allah, karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan-Nya. Mengenai perbuatan manusia, kebijaksanaan dan keadilan kehendak Allah mengharuskan manusia untuk memiliki kemampuan untuk berbuat (ikhtiar) agar kewajiban yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan. Dalam hal ini Al-Maturidi mempertemukan antara ikhtiar manusia dengan qudrat Allah sebagai pencipta perbuatan manusia. Allah mencipta daya (kasb) dalam setiap diri manusia dan manusia bebas memakainya, dengan demikian tidak ada pertentangan sama sekali antara qudrat Allah dan ikhtiar manusia.
    Tak dapat dipungkiri bahwa keduanya berupaya menentukan akidah berdasarkan ayat-ayat tuhan yang terangkum dalam al- Qur’an secara rasional dan logis. Keduanya memberikan porsi besar pada akal dalam menginterpretasikan al- Qur’an dibandingkan yang lainnya. Menurut Al-Asy'ary untuk mengetahui Allah wajib dengan syar’i sedangkan Maturidy sependapat dengan Abu Hanifah bahwa akal berperan penting dalam konteks tersebut. Hal itu merupakan salah satu contoh perbedaan keduanya.

    3. Menurut pendapat saya konsep yang lebih rasional yaitu Al-Maturidy
    Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal. Kemampuan akal dalam mengetahui kedua hal tersebut sesuai dengan ayat-ayat Al-qur'an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akal dalam usaha memperoleh pengetahuan dan keimanannya kepada Allah melalui pengamatan dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaannya. Di samping itu Al-Maturidy mendasarkan pendapatnya bahwa amal perbuatan bukan sebagian (juz) dari iman. Karena itu orang yang melakukan maksiat tidak akan mempengaruhi imannya, walaupun ia nanti akan dihisab dan disiksa di akhirat kelak. Dalam hal ini Al-Maturidi mempertemukan antara ikhtiar manusia dengan qudrat Allah sebagai pencipta perbuatan manusia. Allah mencipta daya (kasb) dalam setiap diri manusia dan manusia bebas memakainya, dengan demikian tidak ada pertentangan sama sekali antara qudrat Allah dan ikhtiar manusia.

    BalasHapus
  13. Nama : Sabna Aulia Putri
    Nim : 52105120025

    Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    PERSAMAANNYA
    • Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    • Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    • Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    • Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an pada surat al-Qiyamah : 23 :
    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.”
    • Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.”(Ittihafus Sadatil Muttaqin 2 : 6)
    Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan : “Ketahuilah bahwa pokok semua aqaid ahlu sunnah wal jama’ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Al-Asy’ari dan Al-Maturidi.”(Ar-Raudhatul Bahiyyah oleh Abi Hudibah hal.3
    • Perbuatan-perbuatan manusia bukan aktualisasi diri manusia, melainkan diciptakan oleh Tuhan.

    Keadilan Tuhan terletak pada keyakinan bahwa Tuhan berkuasa mutlak dan berkehendak mutlak. Apa pun yang dilakukan Allah adalah adil. Mereka menentang konsep janji dan ancaman (al-wa’d wa al-wa’id).
    Mengenai anthropomorfisme, yaitu memiliki atau melakukan sesuatu seperti yang dilakukan makhluk, jangan dibayangkan bagaimananya, melainkan tidak seperti apa pun.

    Perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu :
    . Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    • Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    • Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    Menurut pendapat saya konsep yang lebih rasional ialah konsep Al-asy’ari karena Al-asy’ari membedakan antara khaliq dan kasb. Allah adalah pencipta (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang mengupayakannya (Muktasib). Jadi dalam hal ini Allah yang menciptakan perbuatan manusia tetapi manusia sendiri yang mengupayakan perbuatan tersebut apakah baik maupun buruk.

    BalasHapus
  14. Nama : Suci Suryanti
    Nim. :52105120026
    -Persamaan Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia:
    Al-Asy'ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur'an:
    "Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka
    melihat." (Al-Qiyamah: 23)
    Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama'ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama'ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy'ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama'ah adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : "Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy'ariyah dan Maturidiyah[2].”
    - Perbedaan Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia:
    1.aliran Asy’ariyah memberikan daya kecil kepada akal dan fungsi yang besar kepada wahyu. Aliran ini menganut paham fatalisme (predestination). Aliran Asy’ariyah memandang manusia lemah dan banyak bergantung kepada kehendak dan kekuasaan Tuhan. Oleh karena itu, perbuatan manusia termasuk diciptakan Tuhan .Aliran Asy’ariyah berpendapat bahwa yang menjadi pembuat sebenarnya dari perbuatan-perbuatan manusia adalah Tuhan, sedangkanmanusia merupakan tempat bagi perbuatan-perbuatan Tuhan.Perbuatan manusia muncul melalui perantaraan daya yang diciptakan Tuhan. Daya ada bersama-sama dengan adanya perbuatan dan daya itu ada hanya untuk perbuatan yang bersangkutan saja. Terwujudnya perbuatan memerlukan dua daya, yaitu daya Tuhan dan daya manusia. Akan tetapi, daya yang berpengaruh dan efektif dalam mewujudkan perbuatan adalah daya Tuhan. Sedangkan daya manusia sebagaimana pendapat al-Ghazaliy, tokoh aliran Asy’ariyah, bersifat lemah. Keadaan ini menunjukkan bahwa manusia dipandang lemah, sementara kekuasaan Tuhan berlaku mutlak terhadap perbuatan manusia. Dengan demikian, perbuatan manusia sebenarnya adalah perbuatan Tuhan dan manusia adalah tempat terjadinya perbuatan Tuhan. Daya dan kehendak untuk mewujudkan perbuatan adalah daya dan kehendak Tuhan.
    2. Al-Maturidy menganut paham Qadariyah.Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu'tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.
    -Menurut saya konsep yang lebih rasional adalah konsep dari aliran al- maturidy karena golongan ini banyak memakai akal fikiran mereka sehingga mereka mendapat nama "kaum rasionalis Islam". Aliran golongan ini merupakan aliran teologi Islam yang terbesar dan tertua, aliran ini mempunyai peranan penting dalam sejarah pemikiran dunia Islam

    BalasHapus

  15. Nama : al mar'atus sholihah
    Nim : 52105120004

    Persamaan
    Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.

    Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.

    Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.

    Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an:

    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.” (Al-Qiyamah: 23)

    Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah[2].”

    Penulis Ar-Raudhatul Bahiyyah mengatakan : “Ketahuilah bahwa pokok semua aqaid ahlu sunnah wal jama’ah atas dasar ucapan dua kutub, yakni Al-Asy’ari dan Al-Maturidi[3].”
    Perbedaan
    Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.
    Menurut pendapat saya Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-qur'an dan akal. Dalam hal ini ia sama dengan Asyari, namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asyari. Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal.

    BalasHapus
  16. Nama : M.sahlan as safi'i
    Nim : 52105120019

    A. Persamaan
    - Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah.
    - Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    - Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    - Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya.
    - Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.

    B. Perbedaan
    - Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    - Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    - Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    - Menurut pendapat saya Al Maturidy lebih rasional karena mendasarkan pada Al-qur'an dan akal, manusia tidak bisa melanggar kehendak tuhan maka hal itu tidak berarti bahwa manusia tidak mempunyai pilihan dan kebebasan. Tuhan dalam paham Maturidy menghendaki yang baik dan yang buruk dengan demikian manusia tidak dapat melanggar kehendak Tuhan.

    BalasHapus
  17. Nama: Nisa'Ul Fauziyah
    NIM:52105120020

    Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang perbuatan manusia:
    Pemikiran Asy'ary dan Al Maturidy memiliki pemahaman yg relatif sama.Bahwa tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu.Tuhan mengetahui dengan sifat ilmu-Nya , bukan dengan dzat-Nya begitu juga juga tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya , bukan dengan dzat-Nya.
    Pandangan Asy'ary dan pandangan Maturidy sama-sama mengatakan bahwa seorang mukmin yg melakukan dosa besar tidak menjadi kafir dan tidak gugur ke-islamannya. sedangkan Mu'tazilah mengatakan bahwa orang itu berada pada tempat diantara dua tempat "Manzilatun baina manzilatain". Keduanya sepakat bahwa tuhan akan melaksanakan janji-Nya. seperti memberikan pahala kepada yg berbuat baik dan memberi siksa kepada yg berbuat jahat. Keduanya sama-sama sependapat bahwa ayat-ayat Alqur'an yg mengandung informasi tentang bentuk bentuk fisik jasmani Tuhan harus ditakwil dan diberi arti majaz dan tidak diartikan secara harfiah.

    Perbedaan konsep Asy'ariyah dengan Al maturidy tentang perbuatan manusia:
    Al asy'ari menganut paham jabariyah sedangkan Al maturidy menganut paham qodariyah . Pandangan Asy 'ariyah berbeda dengan pandangan Al maturidy . Menurut Al maturidy perbuatan manusia itu semata mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini Maturidiyah lebih dekat dengan mu'tazilah yg secara tegas mengatakan bahwa semua yg dikerjakan manusia itu semata mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri.

    Menurut pendapat saya konsep yg lebih rasional adalah Al maturidy karena , dalam konsep Al maturidy manusia diberi akal dan manusia bisa berfikir sendiri yg berkuasa untuk melakukan perbuatan yg baik dan buruk . Dan kepatuhan dan ketaatan kepada tuhan adalah kehendak manusia sendiri.

    BalasHapus
  18. Nama : Muhammad Faiq Muchyiddin Al-hady
    NIM : 52105120018

    Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu
    1. Kedua aliran ini lahir sebagai reaksi terhadap paham aliran mu’tazilah.
    2. Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua alilran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan tuhan megetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    3. Keduanya menentang ajaran mu’tazilah yang beranggapan bahwa Al Quran adalah kalam Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    4. Al asy’ari dan Al Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk tuhan.
    5. Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jamaah. Dan di kalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa mahzab salaf ahlu sunnah wal jamaah adalah apa yang dikatakan oleh Al Asy’ari dan Al Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jamaah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf.

    Perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia yaitu
    1. Tentang perbuatan manusia, Al Asy’ari meganut paham Jabariyah sedangkan Al maturidi menganut paham Qodariyah.
    2. Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih pada Tuhan.
    3. Tentang janji dan ancaman Tuhan. Al Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka. Sedangkan Al Maturidi berpendapat lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapatkan siksa, karena Allah tidak akan salah karena Dia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    Menurut pendapat saya, konsep Al-Maturidi lebih rasional dibandingkan dengan konsep Al Asy'ari. Karena dalam pemikiran teologinya Al-Maturidi mendasarkan pada Al-qur'an dan akal. Dalam hal ini ia sama dengan Asyari, namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asyari. Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal

    BalasHapus
  19. NAMA : FATIMATUS ZAHRO
    NIM : 52105120011

    -Persamaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia
    Pemikiran Asy`ary dan Al Maturidy memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya.
    Pandangan Asy`ary sama dengan pandangan Maturidy. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim. Mereka berselisih paham dengan Mu`tazilah yang berpendapat bahwa Al-Quran itu makhluk.
    Pandangan Asy`ariy dan pandangan Maturidy sama-sama mengatakan bahwa seorang mukmin yang melakukan dosa besar tidak menjadi kafir dan tidak gugur ke-Islamannya. Sedangkan Mu`tazilah mengatakan bahwa orang itu berada pada tempat diantara dua tempat “Manzilatun baina manzilatain”.
    Keduanya sepakat bahwa Tuhan akan melaksanakan janji-Nya. Seperti memberikan pahala kepada yang berbuat baik dan memberi siksa kepada yang berbuat jahat.
    Keduanya sama-sama sependapat bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung informasi tentang bentuk-bentuk pisik jasmani Tuhan harus ditakwil dan diberi arti majaz dan tidak diartikan secara harfiyah. Az-Zubaidi menyatakan bahwa jika dikatakan Ahlus Sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy'ary dan Maturidy
    -Perbedaan Konsep AL-ASY’ARIY dengan Konsep AL-MATURIDIY Tentang Perbuatan Manusia :
    1. Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    2. Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    3. Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.
    Dan Menurut pendapat saya konsep yang lebih rasional ialah konsep Al maturidi karena aliran Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami. Dilihat dari metode berpikir aliran Maturidiyah, berpegang pada keputusan akal pikiran dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syara'. Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-qur'an dan akal. Dalam hal ini ia sama dengan Asyari, namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asyari. Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal.

    BalasHapus
  20. Nama : Lintang Nur Feka
    NIM : 52105120015

    Persamaan konsep al asy’ari dengan al maturidy tentang perbuatan manusia :
    Dalam pemikiran Teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-Quran dan akal. Dalam hal ini, ia sama dengan Asy'ary. Namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar daripada yang diberikan Asy'ary.
    Perbedaanya antara kedua aliran diantaranya:
    Menurut aliran Asy'ary mengetahui Tuhan diwajibkan dengan Syara', sedangkan aliran Maturidi mengetahui diwajibakan dengan akal.
    Menurut aliran Asy'ary sesuatu perbuatan tidak mempuyai sifat baik dan buruk, tetapi baik dan buruk karena diperintahkan oleh Syara'. Sedangkan menurut aliran Maturidi setiap perbuatan itu sendiri ada sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk.
    Al-asy’ari berpendapat bahwa mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufr.
    Al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan tidak kekal dalam neraka walaupun ia mati sebelum bertaubat. Hal ini karena tuha telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.
    Menurut saya, konsep yang rasional adalah aliran asy’ari karna lebih bisa di fahami dengan baik mengenai pemikiran teologi maupun perbuatan manusia nya, itu juga karna mereka lebih mendasarkan sesuatu pada al qur’an yang pastinya kebenarannya bisa dipertanggung jawabkan daripada menggunakan akal meskipun itu tidak menentang syara’.

    BalasHapus
  21. Nama : Fina Imaniyah
    NIM : 52105120012

    ✓PERBEDAAN
    Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Qadariyah.

    Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.
    ✓PERSAMAAN
    Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah[2].”

    BalasHapus
  22. Nama:Anggi Dwi Wahyudi
    Nim:52105120007
    Prodi:PAI
    Pemikiran Asy`ary dan Al Maturidy memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya.
    Pandangan Asy`ary sama dengan pandangan Maturidy. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim.dan perbedaan tentang perbuatan manusia adalah Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri. Tentang perbuatan manusia Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    Menurut saya konsep yang lebih rasional adalah al Maturidy, karena gagasan yang muncul karena suatu pemikiran yang mengandalkan logika, sehingga mengarah pada jalan pemikiran yang masuk akal dan gampang untuk difahami oleh banyak kalangan.

    BalasHapus
  23. NAMA : Alfiyatun Nikmah Anjallina
    NIM : 52105120005
    Fakultas Agama Islam


    Persamaan dan perbedaan konsep Al Asy'ary dengan Al Maturidy tentang Perbuatan Manusia.
    Persamaan :
    Kedua aliran ini lahir akibat reaksi terhadap paham aliran Mu’tazilah. Mengenai sifat-sifat Tuhan, kedua aliran ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat dan Tuhan mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya. Keduanya menentang ajaran Mu’tazilah mengenai al-Salah wal Aslah dan beranggapan bahwa al-Qur’an adalah kalam ,Tuhan yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim. Al-Asy’ari dan Al-Maturidi juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an. Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah, dan salaf. Keduanya memiliki pemikiran bahwa tuhan menciptakan daya (kasb) dalam diri manusia dan manusia bebas memakainya.
    Perbedaan :
    Tentang perbuatan manusia Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah. Menurutnya, Allah adalah pencipta (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang mengupayakannya (Muktasib). Hanya Allah lah yang mampu menciptakan segala sesuatu (termasuk keinginan manusia). Sedangkan Al-Maturidi menganut paham Qadariyah. Pandangan Asy`ariyah berbeda dengan pandangan Maturidiyah. Menurut Maturidiyah, perbuatan manusia itu semata-mata diwujudkan oleh manusia itu sendiri. Dalam masalah ini, Maturidiyah lebih dekat dengan Mu`tazilah yang secara tegas mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata diwujdukan oleh manusia itu sendiri.
    Menurut saya, konsep yang lebih rasional adalah Al-Asy’ari. Sebab pemikiranya lebih layak diterima bahwa allah adalah pencipta perbuatan manusia, sedangkan manusia yang mengupayakan (memilih perbuatan jelek atau bagus).









    BalasHapus
  24. Nama : Nur Fitria Ningsih
    Prodi : PAI smt 2
    NIM : 52105120021


    Persamaannya
    # Dari kedua aliran ini lahir sebagai reaksi terhadap paham aliran mu’tazilah.
    # Dan mengenai sifat-sifat Allah swt, kedua aliran ini menyatakan bahwa Allah swt mempunyai sifat-sifat dan Allah swt, pun mengetahui bukan dengan dzat-Nya tetapi mengetahui dengan pengetahuan-Nya.
    #Keduanya menentang ajaran mu’tazilah yang beranggapan bahwa Al Quran adalah kalam Allah swt, yang tidak diciptakan, tetapi bersifat qadim.
    Al asy’ari dan Al Maturidiy juga berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah swt, pada hari kiamat dengan petunjuk Allah swt.
    #Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jamaah. Dan di kalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa mahzab salaf ahlu sunnah wal jamaah adalah apa yang dikatakan oleh Al Asy’ari dan Al Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jamaah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az Zaubaidi mengatakan : “jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah.” (Ittihafus Sadatil Muttaqin 2:6)


    Perbedaannya

    #Yaitu tentang perbuatan manusia, Al Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al maturidiy menganut paham Qodariyah.
    Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia.
    #Sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih pada Allah swt.
    #Tentang jajni dan ancaman Allah swt. Al Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah swt bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka. Sedangkan Al Maturidiy berpendapat lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapatkan siksa, karena Allah swt tidak akan salah karena Dia lah yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

    Jadi, menurut pendapat saya, konsep yang lebih rasional yaitu Al Maturidiy, mengapa demikian, karena suatu pemikiran yang muncul, kebanyakan menggunakan logika untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu pemikiran yang masuk akal akan meningkatkan kemampuan berfikir akan lebih baik lagi.

    BalasHapus
  25. Nama : kharisma Lutfiatun Ni'mah
    Nim : 52105120014

    -Pandangan Asy`ariyah sama dengan pandangan Maturidiyah. Keduanya sama-sama mengatakan bahwa Al-quran itu adalah Kalam Allah Yang Qadim. Mereka berselisih paham dengan Mu`tazilah yang berpendapat bahwa Al-Quran itu makhluq.
    Perbedaan nya
    Al-Asy'ary menentang kerasnya mereka yang mengatakan bahwa pemakaian akal pikiran dalam soal-soal agama atau membahas soal-soal yang tidak pernah di singgung-singgung Rasul adalah salah. Al-Asy'ary berpendapat bahwa Allah memiliki sifat-sifat itu tidak boleh diartikan secara harfiah melainkan dengan cara simbolis, karena sifat-sifat Allah itu unik tidak bisa dibandingkan dengan sifat-sifat manusia. Kemudian Asy'aray berpendapat bahwa baik dan buruknya sesuatu harus berdasarkan wahyu.
    Al-Maturidi berpendapat bahwa pennetu baik dan buruknya sesuatu itu terletak pada seuatu itu sendiri, sedangkan perintah atau larangan syara hanyalah mengikuti ketentuan akal mengenai baik dan buruknya sesuatu. Ia mengakui bahwa akal tidak selalu mampu membedakan antara yang baik dan buruk, tetapi terkadang pula mampu untuk membedakannya. Dalam kondisi ini maka di perlukan wahyu atau petunjuk sebagai pembimbing agar bisa membedakan sesuatu yang baik maupun yang buruk.

    -menurut pendapat saya,konsep yang lebih rasional yaitu al Maturidy, karena gagasan yang muncul karena suatu pemikiran yang mengandalkan akal pikiran serta logika. manusia diberi akal dan manusia bisa berfikir sendiri yang berkuasa untuk melakukan perbuatan yang baik dan buruk. Dan kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan adalah kehendak manusia sendiri.

    BalasHapus
  26. NAMA : AINUN NADLIFA
    PRODI : FAI smt 2
    NIM : 52105120035
    Persamaan konsep Al- Asy’ary dengan Al- Maturidy yaitu
    1. Pemikiran Asy`ariyah dan Maturidiyah memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya
    2. Pemikiran tentang Al-qur’an atau kalam allah Al-Asy’ari memandangnya dari segi makna abstrak. Dalam konteks ini, pendapat Al-Asy’ariyah juga memiliki kesamaan dengan pendapat Al-Maturidiyah, karena yang dimaksud Al- Asy’ari dengan sabda adalah makna abstrak tidak lain dari kalam nafsi menurut Al-Maturidiyah dan itu memang bersifat kekal.
    3. Al-Asy’ari dan Al-Maturidi berkeyakinan bahwa manusia dapat melihat Allah pada hari kiamat dengan petunjuk Tuhan dan hanya Allah pula yang tahu bagaimana keadaan sifat dan wujud-Nya. Hal ini mengingat nash al-Qur’an pada surat al-Qiyamah : 23 :
    “Wajah-wajah orang mukmin pada hari kiamat akan berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat.”
    4. Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi sama dengan Al- Asy’ary mendasarkan pada Al-qur'an dan akal, namun porsi yang diberikannya kepada akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asyari. Menurut Al Maturidi mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapatdiketahui dengan akal.
    5. Persamaan dari kedua aliran ini adalah karena keduanya sering menggunakan istilah ahlu sunnah wal jama’ah. Dan dikalangan mereka kebanyakan mengatakan bahwa madzhab salaf ahlu sunnah wal jama’ah adalah apa yang dikatakan oleh Al-Asy’ari an Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ahlu sunnah wal jama’ah adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah dan salaf. Az-Zubaidi mengatakan : “Jika dikatakan ahlu sunnah, maka yang dimaksud dengan mereka itu adalah Asy’ariyah dan Maturidiyah”
    Perbedaan antara Al- Asy’ary dengan Al- Maturidy yaitu
    1. Tentang perbuatan manusia. Al-Asy’ari menganut paham Jabariyah sedangkan Al-Maturidi menganut paham Jabariyah.
    2. Tentang fungsi akal. Akal bagi aliran Asy’ariyah tidak mampu untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia sedangkan menurut pendapat Maturidiyah akal dapat mengetahui kewajiban-kewajiban manusia untuk berterima kasih kepada Tuhan.
    3. Tentang Janji dan ancaman Tuhan. Al-Asy’ari berkeyakinan bahwa Allah bisa saja menyiksa orang yang taat, memberi pahala kepada orang yang durhaka, sedangkan Al-Maturidi beranggapan lain, bahwa orang yang taat akan mendapatkan pahala sedangkan orang yang durhaka akan mendapat siksa, karena Allah tidak akan salah karena Ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.
    Pendapat Penulis :
    Menurut pendapat saya Jalan pemikiran
    Al-Maturidi lebih rasional ketimbang Al-Asy’ari sebagaimnna
    tercermin dalam ajaran teologinya, sehingga apabila ia
    banyak menyerang konstitusi Mu’tazilah namun ia lebih dekat
    kepadanya ketimbang Asy’ariah. Bila demikian keadaannya,
    maka posisi Al-Maturidi berada di antara dua kutub yang
    senantiasa kontroversial yaitu, antara kutub Al-Asy’ariah yang
    sangat ortodok karena lebih setia kepadaa sumber-sumber
    Islam secara literal dengan kutub Al-Mu’tazilah yang sangat
    rasional dan dipengaruhi oleh filsafat Yunani.

    BalasHapus

(BAG 2) GURU KONTRASEPSI

  A.     Pengertian, Tugas dan Tanggungjawab Guru 1.       Pengertian Guru           Mujtahid dalam bukunya yang berjudul “Pengemba...