Jumat, 11 Maret 2022

GURU KONTRASEPSI (SEBUAH OPINI)

 GURU KONTRASEPSI

Dalam tulisan saya kali ini bukan untuk mendegradasi kemuliaan seorang guru atau memposisikan Guru setara dengan anggapan umum kata kontrasepsi. Kontrasepsi yang penulis pilih sebagai kosa kata adalah sebuah usaha dalam mencoba menjelaskan beberapa fakta di lapangan yang mempunyai kesamaan makna dan fungsi dalam beberapa kasus yang menempel pada seorang guru sebagai Pendidik dan personal.

        Beberapa hal yang bisa penulis tarik sebagai wacana teoritis maupun praktis muncul dari perilaku seorang guru dalam menjalankan profesinya sebagai pendidik. Persamaan fenomena guru dalam menjalankan tugas mulianya untuk menstranfer ilmu maupun contoh perilaku mengindikasikan adanya beberapa tindakan yang mempunyai kesamaan dengan definisi dan fungsi dari teori kontrasepsi. Dalam pembahasan ini saya tidak mengambil kosa kata yang digabungkan dengan alatnya seperti alat kontrasepsi, tapi mengambil teori kontrasepsi yang dikaitkan dengan fungsinya.

       Seorang Guru menempel pada dirinya tugas dan fungsi yang jelas dan terintegrasi dengan perilaku dalam menjalankan aktifitasnya baik di dalam pembelajaran maupun dalam kehidupannya. Guru tidak bisa melepas personal identitasnya walaupun tugas pembelajarannya dengan murid sudah selesai, di luar kelas  jati dirinya sebagai seorang guru masih melekat dan tetap menjadi  contoh bagi masyarakat. Persepsi murid, teman sesama guru, wali murid, teman pergaulan maupun masyarakat ikut mengawal sebuah gelar yang disandangnya yaitu “GURU”. Dalam perjalanannya gelar inilah yang kadang bisa menjadi sebuah kehormatan atau sebaliknya menjadi beban.

         Proses menjalankan tugas dan fungsinya baik di lembaga penididikan maupun dirumah menghendaki seorang guru melampiaskan atau menahan beberapa keinginan, kebutuhan atau kewajiban yang harus dia pilih dan pilah dalam memberikan pembelajaran yang baik kepada murid atau memberikan contoh bagi masyarakat. Dalam perjalanannya, berbagai macam pengaruh baik dari internal maupun eksternal  secara perlahan menggerus identitasnya sebagai seorang guru. Konsep sebagi guru yang baik dan profesional seiring berjalannya waktu menjadi tertikis dan luntur. Berbagai kemampuan teoritis dan praktis yang menjadi rujukan semua guru untuk dapat menjadi profesional ditinggalkan dan terabaikan baik dengan alasan disengaja atau memilih asumsi praktis dari analisa yang muncul selama menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.

         Seorang Pendidik terkadang tidak mengadopsi berbagai metode atau teknik penyampaian pembelajaran yang sudah ada, tetapi memilih metode dan tekniknya sendiri dengan cara menggabungkannya atau menganalisanya dengan pola pikir personal , bahkan ada yang tidak memahami teori-teori pembelajaran sehingga lebih nyaman dengan cara dan gaya sendiri, tidak butuh teori pakem atau literatur yang ada.  Kemampuan inilah yang bisa disebut dengan kemampun kontraseptif. Penulis melihat Apakah itu kemampuan atau sifat  muncul  berbarengan atau beririsan dengan segala sifat  kontraseptif adalah merupakan bagian yang integral dalam memudahkan penyebutan pola perilaku guru. Pada akhirnya penyebutan guru kontrasepsi diarahkan untuk mempermudah pendiskripsian pada figur guru yang mempunyai sifat seperti dalam penggunaan istilah kontrasepsi atau Guru Kontra Konsepsi. Fakta tersebut yang membuat penulis mengaitkan profil sikap guru tersebut dengan teori kontrasepsi dalam dunia kesehatan. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(BAG 2) GURU KONTRASEPSI

  A.     Pengertian, Tugas dan Tanggungjawab Guru 1.       Pengertian Guru           Mujtahid dalam bukunya yang berjudul “Pengemba...