KHUTBAH
JUMAT
SERI 2
MENEGUHKAN
IMAN DENGAN SYUKUR (BERKHUSNUDDHAN TERHADAP ALLAH)
Assalamualikum Wr
Wb.
Khutbah kali ini
bertemakan mengungkapkan syukur dengn berhusnuddhan terhadap nikmat Allah SWT.
Khutbah ini saya mulai dengan kisah Abu Qilabah, seorang ulama tabiien .Kisah ini diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dalam
kitabnya: “Ats Tsiqaat” dengan penyesuaian. Diterjemahkan oleh Abu Hudzaifah Al
Atsary dari kitab: ‘Aasyiqun fi Ghurfatil ‘amaliyyaat, oleh Syaikh Muh. Al
Arify.
Abu qilabah adalah
ulama yang kondisi fisiknya Allah uji dengan tanpa bisa melihat, kedua kaki dan
tangannya pun tidak berfungsi. Beliau tinggal di salah satu kemah lusuh tanpa
ditemani oleh teman maupun keluarganya, Ibnu Hibban mendapatinya sedang
mengucapkan berkali kali
الحَمْدُ لله الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً
.. الحَمْدُ للهِ الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَق تَفْضِيْلاً ..
“Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia… Segala puji
bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia…”
Ibnu Hibban heran mendapati seseorang yang
Allah kasih kondisi tubuh seperti itu tapi ucapan yang keluar dari mulutnya
rasa syukur dan husnuddhan kepada Allah. Ibnu Hibban bertanya” saudaraku..apa
yang membuatmu tidak ada suuddhon dengan nikmat Allah?” Allah telah memberikan
kepadaku hati yang selalu merasa Allah selalu dekat denganku, tubuhku tak
menghalangiku untuk bersyukur kepadaNya.”..Ibnu Hibban “subhanallah”.
Saudaraku, dari kisah Abu qilabah jika kita kaitkan dengan
kondisi sekarang ini, ketika Allah mengambil sebagian sedikit dari nikmat,
pikiran kita sudah seolah-olah Allah menghukum kita, meninggalkan kita, sudah
tidak sayang lagi dengan kita, bahkan yag diingat nikmat yang hilang bukan nikmat
yang masih dipegang..kadang ada orang kehilangan uang seribu rupiah dari
sepuluh ribu yang dia punya..tapi yang selalu diingat seribu yang hilang, bukan
sembilan ribu yang masih dia pegang..Coba kita renungkan bagaimana Allah sudah
mengambil hampir semua nikat jasadiyah dari Abu Qilabah, tapi beliau tetap
bersyukur, keanapa ? karena Allah tidak mengambil nikmat iman dari
Hatinya...lalu bagaimanakan denga kita yang Allah masih kasih nikmat jasad dan
yang terpenting nikmat iman yang masih dalam hati kita..maka berhusnuddhanlah
kepada Allah, jangan hanya dengan pandemi ini saja kita sudah mengeluh dan
menganggap Allah tidak sayang dengan kita bahkanh menganggap Allah tidak Adil.
Dan naudzubillah jika sampai suuddhan kita kepada Allah sampai membuat kita meninggalkan
ibadah kepada Nya.
Di aakhir khutbah ini ada sebuah hadis qudsi dari Abu
Hurairah, Rasulullah bersabda: "Allah berfirman
sebagai berikut: ”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila
ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia
berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan."
(H.R.Tabrani dan Ibnu Hibban)."
Semoga
Allah senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya kepada Kita ..Aamiin
yarobbal alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar