Kamis, 17 Maret 2022

KHUTBAH JUMAT (BERHUSNUDDHAN KEPADA ALLAH)

 

KHUTBAH JUMAT  

SERI 2 

MENEGUHKAN IMAN DENGAN SYUKUR (BERKHUSNUDDHAN TERHADAP ALLAH)

 

Assalamualikum Wr Wb.

Khutbah kali ini bertemakan mengungkapkan syukur dengn berhusnuddhan terhadap nikmat Allah SWT. Khutbah ini saya mulai dengan kisah Abu Qilabah, seorang ulama tabiien .Kisah ini diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dalam kitabnya: “Ats Tsiqaat” dengan penyesuaian. Diterjemahkan oleh Abu Hudzaifah Al Atsary dari kitab: ‘Aasyiqun fi Ghurfatil ‘amaliyyaat, oleh Syaikh Muh. Al Arify.

Abu qilabah adalah ulama yang kondisi fisiknya Allah uji dengan tanpa bisa melihat, kedua kaki dan tangannya pun tidak berfungsi. Beliau tinggal di salah satu kemah lusuh tanpa ditemani oleh teman maupun keluarganya, Ibnu Hibban mendapatinya sedang mengucapkan berkali kali

الحَمْدُ لله الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلاً .. الحَمْدُ للهِ الَّذِي فَضَّلَنِي عَلَى كَثِيْرٍ مِمَّنْ خَلَق تَفْضِيْلاً ..

“Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia… Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia…”

Ibnu Hibban heran mendapati seseorang yang Allah kasih kondisi tubuh seperti itu tapi ucapan yang keluar dari mulutnya rasa syukur dan husnuddhan kepada Allah. Ibnu Hibban bertanya” saudaraku..apa yang membuatmu tidak ada suuddhon dengan nikmat Allah?” Allah telah memberikan kepadaku hati yang selalu merasa Allah selalu dekat denganku, tubuhku tak menghalangiku untuk bersyukur kepadaNya.”..Ibnu Hibban “subhanallah”.

Saudaraku, dari kisah Abu qilabah jika kita kaitkan dengan kondisi sekarang ini, ketika Allah mengambil sebagian sedikit dari nikmat, pikiran kita sudah seolah-olah Allah menghukum kita, meninggalkan kita, sudah tidak sayang lagi dengan kita, bahkan yag diingat nikmat yang hilang bukan nikmat yang masih dipegang..kadang ada orang kehilangan uang seribu rupiah dari sepuluh ribu yang dia punya..tapi yang selalu diingat seribu yang hilang, bukan sembilan ribu yang masih dia pegang..Coba kita renungkan bagaimana Allah sudah mengambil hampir semua nikat jasadiyah dari Abu Qilabah, tapi beliau tetap bersyukur, keanapa ? karena Allah tidak mengambil nikmat iman dari Hatinya...lalu bagaimanakan denga kita yang Allah masih kasih nikmat jasad dan yang terpenting nikmat iman yang masih dalam hati kita..maka berhusnuddhanlah kepada Allah, jangan hanya dengan pandemi ini saja kita sudah mengeluh dan menganggap Allah tidak sayang dengan kita bahkanh menganggap Allah tidak Adil. Dan naudzubillah jika sampai suuddhan kita kepada Allah sampai membuat kita meninggalkan ibadah kepada Nya.

Di aakhir khutbah ini ada sebuah hadis qudsi dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Allah berfirman sebagai berikut: ”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan." (H.R.Tabrani dan Ibnu Hibban)."

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya kepada Kita ..Aamiin yarobbal alamiin.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(BAG 2) GURU KONTRASEPSI

  A.     Pengertian, Tugas dan Tanggungjawab Guru 1.       Pengertian Guru           Mujtahid dalam bukunya yang berjudul “Pengemba...